Minggu, 02 Juni 2013

Kumpulan Atsar Shahabat ( 1 set 2 jilid)


Judul asli : Silsilah Atsar Ash Shahihah aw Ash Shahih Al Musnad min Aqwalis Shahabah wat tabi’in
Penulis ; Abdulloh Ad Dani bin Munir Ali Zahwi
Fisik : Buku ukuran sedang, hardcover 2 jilid
Penerbit: Pustaka darul Iilmi
Harga Rp 150.000 

Harga Diskon Rp 112.500 

Sesungguhnya Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  telah mengembalikan kita kepada kitab-Nya, kepada sunnah Rasul-Nya dan juga kepada manusia-manusia yang paling mengetahui terhadap kitab dan sunnah nabi-Nya,
 
Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- berfirman, “...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. an-Nahl[l6]: 43)
 
Dan Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  juga berfirman:  “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu. "(QS. an-Nisa [4]: 59)
 
Jabir bin Abdillah -Rodliallohu Anhu-  menjelaskan ayat ini, beliau mengatakan, 'Orang-orang ahli fikih dan para ahli kebaikan'. ( Atsar ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan lainnya dengan sanai yang jayyid(bagus).
 
Ibnu Mas'ud -Rodliallohu Anhu- pernah mengatakan:
“ Manusia itu akan senantiasa dalam keadaan baik selama ia mengambil ilmu dari para shahabat Nabi Muhammad  -Sholallahu Alaihi Wassalam-  dan dari orang-orang besar ( ulama)  di kalangan mereka, namu ketika ilmu itu diambil dari orang-orang kecil, niscaya mereka akan binasa.” ( hadits Dikeluarkan oleh Abdurrazaq -rahimahulloh-  dalam mushannaf-nya dan oleh lainnya dengan sanad yang shahih ]
Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah orang-orang  yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, tidak membuat-buat, maka mereka lebih layak untuk mendapatkan taufiq dalam memahami Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, tidak seperti orang-orang yang tidak mengikuti jalan mereka, hal itu  karena mereka dibekali oleh Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  dengan akal yang cemer-ang, lisan yang lurus, ilmu yang luas, mudah menerima, bisa memahami dengan cepat dan baik, jarang atau bahkan tidak pernah menolak, memiliki niat yang baik, dan ketakwaan yang tinggi kepada Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  . Bahasa Arab pun sudah menjadi kebiasaan mereka, dalam fitrah dan akal mereka telah tertanam makna-makna yang benar, mereka tidak perlu melihat isnad ( jalur sanad perawi) dan keadaan para perawinya, illat-illat hadits, jarh wa ta'dil dan mereka juga tidak perlu mempelajari kaidah-kadah ushul tidak perlu melihat kepada tabiat-tabiat ahli ushul fikih, meeka semua tidak butuh akan itu semua.

Jadi tidak ada pada mereka kecuali hanya mengatakan antara dua perkataan:
1. mereka hanya mengucapkan: "Allah berfirman seperti ini …dan "Rasulullah bersabda begin!..."; dan
2 . mereka berhak mengatakan, "Maknanya adalah demikian...."
Merekalah orang-orang yang patut untuk mendapatkan dua perkara ini, dan mereka pula yang paling berhak atas keduanya dari umat ini.
       Oleh sebab itu, Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- telah menjadikan momen-momen mereka sebagai bagian dari agama, aqidah, manhaj, ibadah, dan akhlak, inilah kebenaran yang harus diikuti. Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- ber¬firman:
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka .... (QS. at-Taubah [9]: 100)
Dan firman-Nya:
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). (QS. al-Baqarah [2]: 137)
      Dari Abdullah bin Mas'ud  -Rodliallohu Anhu-  ia berkata,
 "Sesungguh-nya Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  melihat hati-hati hamba-Nya, dan Dia dapatkan hati Muhammad adalah hati yang paling baik di antara hati-hati hamba-Nya, maka dipilihlah dia untuk diri-Nya. Kemudian, dia diutus dengan risalah-Nya. Setelah dia melihat hati-hati hamba-Nya yang paling baik setelah hati Muhammad , Dia dapatkan hati para shahabatnya adalah sebaik-baik hati di antara hati hamba-Nya, maka mereka dijadikan orang-orang yang berada di belakang nabi-Nya. Mereka berperang untuk membela agama-Nya. Apa yang dipandang oleh orang-orang muslim itu sebagai suatu kebaikan; di sisi Allah pun merupakan kebaikan. Apa yang mereka pandang sebagai suatu keburukan, di sisi Allah juga merupakan keburukan.”
[Atsar hasan, dikeluarkan Imam Ahmad dalam al-Musnad (1/379, No. 3600, tahqiq Ahmad Syakir,  al-Quthai'i dalam tambahannya atas kitab Fadhailus Shahabat (541), Al Hakim dalam al-Mustadrak (111/78), ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabir (IX / No. 8582), al-Ajuri dalam asy-Syari'ah (11/413, 414/1204,1205,1206), Al Bazzar dalam Al Bakhr Az Zakhar ( V/212/1816) atau Kasyful Astar ( I/81/130), Abu Bakar bin An Naqur dalam Al Fawaaid (32), dan Ibnul A’rabi dalam Mu’jam nya ( III/443/861) ]
    
 Sunnguh,  Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- telah menjadikan mereka sebagai manusia-manusia yang harus diikuti, maka siapa pun yang datang setelah-nya, ia harus mengikuti mereka, dari sinilah muncul nasihat-nasihat para ulama agar kita tidak keluar dari rel yang mereka lalui. Apabila mereka berselisih hingga muncul dua pendapat di antara mereka, maka tidak boleh kita membuat pendapat yang ketiga, karena kebenaran pasti ada di antara mereka, bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahulloh-  dan ulama yang sudah diakui kredibilitasnya atas cakupan ilmu yang ia miliki, menetapkan bahwa mustahil bagi salah seorang imam ketika ia menyendiri dengan pendapatnya dari imam-imam yang lain, dan kebenaran berada padanya kecuali ia bersandar dengan atsar-atsar beberapa shahabat atau minimal salah satu di antara mereka. [Minhajus Sunnah, 5/178].
        
Ibnul Qayyim -rahimahulloh-  menisbatkah kebanyakan perselisihan pendapat yang ada kepada para ahli ilmu, karena memang beliau tidak terikat dengan metode ini, hal itu karena mungkin beliau tidak mengetahui atsar-atsar yang ada atau mungkin karena mengikuti para imam yang ada, maka beliau mengatakan, 'Seandainya mereka sepakat akan hal itu, dan setiap mereka mengarahkan orang-orang yang ia seru agar kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian semuanya berhukum dengan sunnah dan atsar para shahabat, niscaya perselisihan akan terminimalisir, walaupun tidak mungkin untuk ditiadakan secara total di muka bumi ini. [ i'lamul Muwaqi'in, 3/226]
       
umat ini tidak mungkin bisa bangkit dari keterpurukannya kecuali dengan kembali kepada apa yang Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- dan para shahabatnya berada di atasnya.
Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  berfirman:
“ Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. “ (QS. Al-Anfal[8]:63)
Maka segala usaha yang bertujuan untuk mewujudkan kedamaian, jika usaha tersebut tidak didasari dengan asas ini maka semuanya hanyalah usaha yang sia-sia. Perbuatan sedikit tapi sesuai dengan sunnah itu jauh lebih baik daripada banyak tetapi bid'ah.
     
 Oleh sebab itu, sudah termasuk kewajiban orang-orang yang memiliki ilmu untuk memperhatikan atsar-atsar shaha¬bat -Rodliallohu Anhum-, dengan mempelajari dan memisahkan antara atsar yang memang tsabit dari mereka dan atsar yang tidak tsabit dari mereka. Semata-mata untuk menjaga agama, dan mem-buang perselisihan-perselisihan yang sebenarnya mereka tidak berselisih padanya, lalu semuanya dikembalikan kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-
Inilah buku berisi kumpulan Atsar Shahabat , yang berisi 350 Atsar Shahabat dan Tabi’in
Atsar adalah segala yang disndarkan kepada Shahabat Rosululloh , atau tabi’in, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

SHAIDUL KHATHIR Untaian Renungan Penuh Hikmah Pembangkit Energi Taqwa

    

Penulis : Ibnul Jauzi
Harga : Rp.33.000,-
Harga diskon : Rp 26.000,-

  Deskripsi : xxiv+230 hal. (S)

Tugas seorang Mukmin dalam kehidupan dunia ini adalah menghambakan diri kepada Penciptanya dan bertakwa kepadaNya dengan sebenar-benarnya. Namun tujuan utama ini seringkali terlupakan disebabkan hiruk-pikuk dan gemerlapnya dunia. Maka dari itu, sangat diperlukan sekali nasihat, bimbingan, dan arahan yang bisa mengingatkan kita akan makna hakiki dari kehidupan ini. Dan di antara buah karya para ulama yang sangat mengagumkan dalam hal ini adalah buku Shaidul Khathir, yang ditulis oleh seorang ulama yang terkenal sangat ahli dalam merangkai kata-kata nasihat, Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah

Dan buku ini merupakan intisari dari buku tersebut. Dalam buku ini, beliau menjelaskan tentang rahasia dan makna dari kehidupan ini; bagaimana seharusnya cara pandang dan sikap seorang Mukmin terhadap diri, lingkungan, orang-orang yang ada di sekitarnya, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya; pentingnya mawas diri; cara menjauhkan diri dari kelalaian; cara mengalahkan hawa nafsu; sebab-sebab keresahan dan kegundahan hati, dan tema-tema lainnya yang akan memperdalam ma'rifat kita kepada Allah dan membangun jiwa kita sehingga kita dapat menjadi pribadi yang bertakwa. Selain itu, dalam buku ini dibahas pula tentang akhlak, adab, etika pergaulan, arahan-arahan berharga untuk mengatur kehidupan, dan nasihat-nasihat yang beliau tujukan untuk berbagai kalangan, seperti nasihat untuk orang yang sudah lanjut usia, suami, istri, penuntut ilmu, penceramah atau pemberi nasihat, dan lain sebagainya. 

Untaian nasihat dan pesan di dalamnya sangat bernilai dan menyentuh kalbu, yang semuanya merupakan buah pemikiran dan perenungan yang sangat mendalam dari penulisnya, bahkan sebagiannya merupakan pengalaman pribadi beliau. Semoga buku ini bisa menjadi tangga pertama bagi Anda untuk menuju pribadi yang benar-benar bertakwa.

AKHIRNYA MEREKA BERTAUBAT Kisah-kisah Nyata Berbagai Peristiwa Yang Menyadarkan Dari Kelalaian

Penulis : Abdul Malik bin Muhammad Al-Qasim
Harga : Rp.26.000,-
Harga diskon : Rp 21.000,-

Deskripsi : viii + 228 hal. (S)

Jalan hidup seseorang bisa dengan mudah dipengaruhi oleh peristiwa yang dialami orang lain. Betapa banyak ayat al-Qur`an yang menganjurkan kita untuk mengambil pelajaran dari kisah-kisah kehidupan. Tidakkah kalian berfikir? Tidakkah kalian melihat? Tidakkah kalian mengetahui? Banyak lagi pertanyaan sejenis diulang-ulang dalam al-Qur`an. Intinya, agar manusia bisa belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Sebagai Muslim, kita adalah orang yang paling berhak menuai pelajaran dari berbagai kisah di alam nyata ini. Sepak terjang orang-orang durhaka sepanjang zaman, baik yang tertulis dalam catatan sejarah, terulas dalam kitabullah, atau kita lihat dan saksikan sendiri dalam arena kehidupan, adalah peringatan bagi kita semua. Bak mutiara, buku di hadapan Anda ini memancarkan kilauan nasihat dan petuah bagi setiap jiwa yang ingin memperbaiki diri. Tidak syak lagi, buku ini akan ikut memperkaya khazanah perpustakaan Islam, selain sebagai pengganti dari berbagai buku kumpulan kisah yang belum bisa dipertanggungjawabkan mutu dan keotentikannya. Selamat menikmati!
"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"