Begitu banyak maksiat dilakukan oleh manusia. Para wanita pamer aurat
tanpa mau berusaha untuk mengenakan jilbab dan menutupnya dengan
sempurna. Kewajiban shalat wajib seringkali ditinggalkan tanpa pernah
ada rasa takut. Padahal, dosa meninggalkannya lebih besar dari dosa
zina.
Seakan, pelaku maksiat itu hatinya tak pernah kunjung sadar. Siang
malam, tidak bosan-bosannya maksiat terus diterjang. Pantas saja, sebab
pengaruh maksiat pada hati sungguh amat luar biasa. Bahkan bisa membuat
berkarat, sehingga memadamkan cahaya hati.
Allah berfirman,
Allah berfirman,
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Al- Muthaffifin: 14)
Makna ayat ini diterangkan dalam hadits berikut: dari Abu Hurairah, dari Rasulullah –shollallohu ‘alaihi wa sallam–, beliau bersabda, “Seorang
hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya
sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta
bertobat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat),
maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah
yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang
artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu
mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (Riwayat at-Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297). Dihasankan oleh Syekh al-Albani –rohimahulloh–)
Penulis “al-Jalalain” –rohimahulloh– menafsirkan, “Hati mereka tertutupi oleh ‘ar-raan’ seperti karat karena maksiat yang mereka perbuat.” (Tafsir Al Jalalain, al-Mahalli dan as-Suyuthi, Mawqi’ at-Tafasir, 12/360)
Ibnu Qayyim al-Jauziyah –rohimahulloh– mengatakan, “Jika dosa semakin bertambah, maka itu akan menutupi hati pemiliknya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan mengenai surat al-Muthaffifin ayat 14, “Yang dimaksud adalah dosa yang menumpuk di atas dosa.”
Ibnu Qayyim al-Jauziyah –rohimahulloh– mengatakan, “Jika dosa semakin bertambah, maka itu akan menutupi hati pemiliknya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan mengenai surat al-Muthaffifin ayat 14, “Yang dimaksud adalah dosa yang menumpuk di atas dosa.”
Begitulah di antara dampak maksiat bagi hati. Setiap maksiat membuat
hati pelakunya tertutup noda hitam. Jika hati itu tertutup, maka akan
sulit menerima kebenaran. Ibnul Qayyim –rohimahulloh– berkata, “Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.”
Sudah saatnya kita memperbanyak tobat dan istighfar, supaya gelapnya
hati akan hilang dan membuat hati semakin bercahaya, sehingga kebenaran
dan petunjuk akan mudah diterima.(***)
Majalah Keluarga Islam, Nikah Sakinah Vol. 9 No. 9