Penulis : Isham M Syarif
Penerbit : Wacana Ilmiah Press
Harga Buku : Rp 28.000
Harga disc : Rp 23.000
Seandainya patung piramida bergeser dari tempatnya sekalipun, aku tetap tak akan berjilbab. Tidak akan pernah!” Perkataan
itu diucapkan oleh seorang gadis di Arab Saudi. Dan gadis tersebut,
sebagaimana yang diceritakan oleh Syaikh Isham Muhammad Syarif, adalah
sesosok korban dari keluarga yang tidak peduli terhadap
perintah-perintah Allah, pergaulan yang buruk, serta keadaan masyarakat
yang tidak melarangnya dari perbuatan yang melanggar syar'i tersebut.
Tak
perlu jauh-jauh untuk ke Arab Saudi. Di Indonesia pun, kita mendapati
sekian banyak muslimah yang masih enggan mengenakan jilbab. Alasannya
pun beragam. Di antara beberapa alasan yang sering dilontarkan oleh para
muslimah yang masih enggan menutup rapat auratnya tersebut adalah
berikut ini:
1.
"Berjilbab bukanlah satu kewajiban bagi wanita. Ia bisa digantikan oleh
akhlak santun dan niat yang baik. Pada dasarnya, hakikat kesucian
seorang gadis dan rasa malunya tidaklah terletak pada jilbab. Lihatlah,
berapa banyak wanita berjilbab tapi justru berperilaku buruk.
Sebaliknya, banyak wanita yang tak berjilbab, namun memiliki akhlak yang
mengundang banyak pujian...."
2.
"Aku menunaikan shalat, berpuasa, memberi sedekah kepada fakir miskin,
dan juga mempergauli masyarakat dengan baik. Lebih berhargakah jilbab
dibanding ibadah-ibadah agung ini? Apalagi jilbab tidak lebih dari
sekedar urusan penampilan belaka. Bukankah Allah tidak melihat rupa dan
fisik, tapi Dia memperhatikan hati dan amalan kita?"
3.
"Aku ingin menikmati masa mudaku. Dan jilbab justru menghalangiku
mewujudkan hal itu dan menjauhkanku dari memakai pakaian yang ingin aku
kenakan. Serta, jilbab tidak memberiku kebebasan pergi ke tempat yang
aku suka untuk menikmati masa mudaku, seperti: pantai, bioskop, mall,
dan tempat-tempat kongkow lainnya...."
4. "Nanti sajalah berjilbabnya, aku sekarang belum siap. Lagian, di
cuaca panas begini, jilbab hanya akan membuatku kegerahan. Dan pula,
jilbab membuat penampilanku tampak kampungan dan tidak gaul...."
5.
"Jilbab adalah pakaian 'muslimah fundamentalis' dan termasuk adat
jahiliyah yang usang. Sementara sekarang ini, pamer aurat telah menjadi
sesuatu yang lumrah dan biasa, sehingga tidak menarik perhatian dan
tidak lagi memancing syahwat karena telah tersebar di semua tempat.
Jadi, tidak perlulah menanggapinya secara ekstrim. Bukankah agama kita
ini mudah?"
6.
"Sebenarnya, aku ingin berjilbab, tapi nanti sajalah kalau aku sudah
menikah. Karena saat ini aku masih muda, dan aku ingin menikmati masa
mudaku tanpa keterkungkungan dan ruang gerak yang terbatas. Aku ingin
menjadi anak muda yang bebas dan merdeka.... "
7.
"Sejatinya, aku ingin berjilbab. Akan tetapi, suamiku ternyata tak
setuju. Begitu juga dengan kedua orangtuaku, mereka tak merestuiku untuk
mengenakan jilbab. Alangkah tidak baiknya ketika aku harus mendurhakai
suami dan orangtuakua serta membuat runyam hubungan kekeluargaan hanya
dikarenakan masalah jilbab. Karenanya, aku tak jadi mengenakan jilbab
demi membahagiakan dan menaati mereka...."
8.
"Sekarang ini adalah era emansipasi wanita. Apabila aku berjilbab,
berarti aku tidak mengakui adanya emansipasi dan modernisasi wanita. Dan
pula, masyarakat seringkali mengejek gadis berjilbab dengan sebutan
kolot. Dan aku tidak ingin memperoleh predikat tersebut...."
9.
"Berjilbab justru menggangguku saat sedang bekerja. Dengan kondisi
ekonomiku yang sulit ini, aku ingin mendapatkan pekerjaan. Dan berjilbab
seringkali menghalangiku untuk mendapatkan pekerjaan yang bergaji
baik...."
10.
"Bicara tentang jilbab sama dengan membicarakan 'sisi luar' ajaran
Islam. Padahal masih ada ajaran yang lebih penting ketimbang jilbab. Pun
agama Islam bukan hanya jilbab. Kemudian yang menjadi ukuran adalah
mayoritas, sementara mayoritas gadis dan wanita di masyarakat tidak
mengenakan jilbab. Apakah itu berarti mereka semua sesat?"
Hmm...
bagaimana reaksi Anda ketika melihat berbagai alasan dilontarkan karena
enggan mengenakan jilbab? Di posisi manakah Anda di antara sekian
alasan sebagaimana yang tersebut di atas? Ataukah justru semua
alasan-alasan tersebut berkumpul menjadi satu dalam diri Anda? Semoga
saja tidak yah...
Syaikh Isham Muhammad Syarif, dengan sangat sistematis, kemudian menyusun sebuah kitab yang berjudul Hiwâr ma'al Mutabarrijât: Rudûdun Hâdi'ah ‘alâ Syubuhâtil Mar'atil Mutabarrijah.
Dalam kitabnya tersebut, beliau membantah semua alasan-alasan yang
dikeluarkan oleh para muslimah yang masih enggan untuk mengenakan
jilbab. Buku ini, sangat layak dan juga cocok untuk dijadikan pegangan
bagi para muslimah agar keyakinannya semakin mantab untuk mengenakan
jilbab. Dan juga, menjawab keraguan bagi mereka yang masih enggan
mengenakannya. Agar yang sudah mengenakan jilbab hatinya menjadi semakin
mantab, dan bagi yang belum berjilbab, agar mensegerakan diri untuk
berjilbab
Keteguhanmu Bersumber dari Keyakinan yang Kokoh
Duhai
para muslimah, keteguhanmu bersumber dari keyakinanmu yang kokoh akan
agama ini. Jadi, tidak usahlah engkau hiraukan kritikan dan gunjingan
banyak orang. Bukankah hisab Allah di hari kiamat lebih dahsyat dan
mengerikan? Janganlah mengejar kerelaan dari manusia tetapi justru
mendapatkan kebencian dari Rabbmu. Karena seperti telah engkau tahu,
ridha-Nya adalah jaminan keselamatan dan juga kebahagiaan. Maka,
perkokohlah keyakinanmu, engkau takkan lagi terasa berat ketika
berjilbab.
Duhai
para muslimah, keteguhanmu bersumber dari keyakinanmu yang kokoh akan
agama ini. Maka, jika nanti, suatu kali, ketika engkau telah tersadar
karena memilih jalan yang salah kemudian bertekad kembali ke jalan-Nya,
akan kau temui orang-orang yang berupaya menggoyah segala keyakinamu
dengan tekanan “inovasi-inovasi” yang mencengkerammu seperti laba-laba
mencengkeram dan melilit mangsanya yang sudah tak berdaya. Mereka
mengingatkanmu pada sosok-sosok yang sukses dan terkenal dikarenakan
tidak mengenakan jilbab. Jika itu tidak berhasil memperdayamu, mereka
akan mengingatkanmu pada keindahan dunia ini berikut kelezatan serta
perhiasaannya yang menggoda. Setelah itu, kau pun kan diperdaya dengan
inovasi-inovasi lain yang lebih berbahaya dan menggila. Maka,
perkokohlah keyakinanmu, engkau takkan lagi terasa berat ketika
berjilbab.
Dan aku pun menjawab, aku bukanlah wanita murahan
Bagaimanalah mungkin kupamerkan kecantikan
Setelah Rabbku menunjukkan jalan kebenaran
Bagaimana mungkin aku berjalan menuju kesesatan
Semoga
Allah senantiasa menunjukkan jalan bagi para wanita muslimah untuk
menjauhi penyakit tabarruj yang telah menggerogoti tubuh umat, mengancam
eksistensi dan juga sendi-sendinya. Semoga, dengan ini, jilbab tak lagi
terasa berat. Baik yang sudah mengenakannya, maupun yang belum.
http://rinanirma110111.blogspot.com