Penulis
: Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf,
Pustaka al Furqon
Harga : Rp 44,000
Harga Disc Rp 35,000
|
Hadist yang populer bukan jaminan pasti shahih. Berapa banyak yang mengklaim ucapannya sebagai hadist Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun klaimnya hanyalah dusta belaka. Ambil contoh Doa sebelum makan dengan Lafadz :
الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Inilah Hadist yang lemah sebagaimana akan datang keterangannya
dalam kitab ini Insya Allah, maka sangat mungkin orang berpikir, bagaimana
dikatakan lemah, padahal doa itu sudah diajarkan sejak dahulu kala, di semua
jenjang pendidikan mulai dari TK, TPA, MI, SD dan lainnya tanpa ada seorang pun
yang mengingkarinya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi was salam bersabda :
“Barang siapa yang menyampaikan dariku sebuah hadits yang dia sangka bahwa itu dusta, maka dia termasuk salah satu dari pendusta.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang menyampaikan dariku sebuah hadits yang dia sangka bahwa itu dusta, maka dia termasuk salah satu dari pendusta.” (HR. Muslim)
Imam Abdulloh bin al-Mubarok Radhi allahu ‘anhu berkata :
“Sanad itu bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, niscaya siapa pun akan berbicara semaunya.” (Muqoddimah Shohih Muslim)
“Sanad itu bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, niscaya siapa pun akan berbicara semaunya.” (Muqoddimah Shohih Muslim)
Ketika disebut beberapa hadits sangat mahsyur ternyata lemah, maka
sebagian saudara kita sesama muslim kaget & tercengang. “Bagaimana
mungkin hadits itu lemah? Padahal begitu mahsyur & sudah diajarkan
turun-temurun dari generasi ke generasi”.
Pikiran semacam itu wajar-wajar saja, karena kemahsyuran hadits tsb
menjadikan orang menerima tanpa memeriksa terlebih dahulu perkataan
ulama ahli hadits tentang keshohihan atau kelemahan hadits tsb. – Abu
Yusuf -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar