Buku ini berisi tentang penjelasan indah nan ilmiah dalam membantah
berbagai kedustaan dan tuduhan jelek yang dialamatkan kepada dakwah
salafiyah, buku yang beliau beri judul “Salafi, Antara Tuduhan dan
Kenyataan; Bantahan Ilmiah Terhadap Buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi
Wahabi” –untuk selanjutnya disingkat SATK- merupakan bantahan ilmiah
terhadap buku yang ditulis oleh ‘Syaikh’ Idahram yang berjudul “Sejarah
Berdarah Sekte Salafi Wahabi” –untuk selanjutnya disingkat SBSW- dan
diberi kata pengantar oleh Ketua PBNU, Prof. Dr. Said Agil Siradj, MA;
sebuah buku yang dipenuhi dengan seruan-seruan kepada penyimpangan
aqidah, bid’ah, hingga berbagai macam kedustaan atas nama para ulama
Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang hakiki, bahkan kedustaan atas nama
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam!!
Walhamdulillah, buku
SATK yang ditulis oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Sofyan hafizhahullah ini
dapat menyingkap berbagai macam tipu daya yang disebarkan oleh Idahram,
dkk..
Buku SATK yang penuh manfaat ini dibuka dengan mukaddimah, beliau menjelaskan dalam mukaddimahnya:
Hikmah penciptaan jin dan manusia yaitu untuk mentauhidkan Allah Ta’ala.
Diantara bentuk penjagaan terhadap kesempurnaan tauhid seorang hamba,
adalah dengan menampakkan permusuhannya kepada musuh-musuh tauhid dan
memerangi mereka dengan ilmu dan hujjah yang terang.
Hal ini
mengisyaratkan kepada pembaca bahwa tujuan penulisan buku SATK adalah
demi menjaga kemurnian tauhid, sekaligus untuk menjaga persatuan kaum
muslimin yang hakiki, karena persatuan yang hakiki hanya dapat terwujud
bila dilandasi dengan aqidah yang benar sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para
sahabat radhiyallahu’anhum.
Setelah menjelaskan tujuan agung dan
mulia tersebut, Penulis SATKmulai membahas satu persatu kekeliruan dalam
buku SBSW, yang diawali dengan jawaban ilmiah terhadap Prof. Dr. Said
Agil Siradj, M.A. selaku ketua umum PBNU yang memberikan kata pengantar
terhadap buku SBSW.
Beberapa catatan terhadap kata pengantar sang profesor:
(1) Jawaban terhadap tuduhan Prof. Said Agil bahwa sahabat yang mulia Amr bin Ash radhiyallahu’anhu melakukan tipuan.
(2)
Jawaban terhadap tuduhan Prof. Said Agil bahwa Imam Muhammad bin Su’ud
dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memisahkan diri dari Khilafah
Utsmani, sekaligus jawaban terhadap tuduhan dusta Idahram bahwa Salafi
bekerjasama dengan Inggris.
(3) Meluruskan kesalahpahaman atas pembongkaran terhadap situs-situs sejarah dan meratakan kuburan.
Alhamdulillah,
ketiga perkara tersebut dibahas secara gamblang dan ilmiah dalam buku
ini, bukan sekedar tuduhan tanpa disertai sepotongpun bukti sebagaimana
yang sering dilakukan oleh saudara Idahram dan Prof. Said Agil dalam
buku hitam SBSW.
Pada bagian selanjutnya, Penulis SATKjuga
memberikan sedikit catatan terhadap pujian KH. Dr. Ma’ruf Amin, MA,
selaku ketua MUI terhadap buku SBSW. Bagian ini berisi penegasan bahwa
sesungguhnya buku SBSW karya Idahram sangat memicu perpecahan di
kalangan kaum muslimin dan sangat tidak lapang dada dalam menerima
perbedaan, sangat jauh dari harapan Bapak KH. Ma’ruf Amin. Semoga Pak
Kiai dapat mengambil pelajaran darinya.
Pada bagian selanjutnya
buku SATK membahas, “Biografi Singkat Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah.” Bagian ini berisi keterangan mengenai kemuliaan
serta ketinggian nasab Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah, perjalanan beliau dalam menuntut ilmu, kekuatan hapalan,
perjalanan dakwah beliau, beberapa karya ilmiah yang pernah beliau
tulis, serta pujian dari para ulama dan tokoh di berbagai penjuru dunia.
Bahkan beliau rahimahullah mendapatkan ijazah periwayatan Shahih Al
Bukhari dan syarahnya, Shahih Muslim dan syarahnya, Sunan At Tirmidzi,
Sunan An Nasai, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, beberapa karya
Ad-Darimi, Musnad Asy Syafi’i, Muwattha’ Imam Malik, dan Musnad Imam
Ahmad, dengan sanad bersambung sampai kepada penulisnya. Alangkah
jauhnya fakta ini dengan tuduhan yang dilontarkan Idahram bahwa
Asy-Syaikh rahimahullah, “pengetahuan agamanya kurang memadai..” (SBSW…,
hal. 31)
Pada pembahasan berikutnya, Penulis SATKmenjelaskan
tentang istilah “wahabi” dan “salafi” serta penyelewengan makna yang
dilakukan oleh pengekor hawa nafsu terkait dengan penamaan wahabi dan
salafi.
Setelah memberikan beberapa pendahuluan yang amat penting
tersebut, maka mulailah beliau menyingkap satu persatu kedustaan dan
pemutarbalikan fakta yang dilakukan oleh Idahram dalam bukunya SBSW.
Dari
pemaparan dalam buku SATK tersingkaplah tabir kegelapan, terbongkarlah
pondasi tipu daya, dan telah tampak jalan kebenaran serta jalan
kesesatan dengan sangat transparan. Amat banyak akar-akar kesalahan yang
tertanam dalam diri saudara Idahram dan kelompoknya, tentunya hal
tersebut sudah cukup untuk membuktikan jeleknya pemahaman mereka
terhadap agama.
Berikut ini beberapa contoh tuduhan dusta dan pemutarbalikan fakta dalam buku SBSW yang telah dibantah habis oleh buku SATK:
Menuduh Salafi bekerjasama dengan Inggris dalam merongrong
kekhalifahan Turki Utsmani, ternyata yang dijadikan barang bukti oleh
Idahram adalah arsip sejarah milik orang-orang kafir. Padahal kenyataan
sebenarnya adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memandang haramnya
pemberontakan kepada pemerintah muslim, serta fakta sejarah juga
membuktikan bahwa Najd pada waktu itu tidak termasuk wilayah kekuasaan
Turki Utsmani, bahkan sebaliknya, Turki Utsmani bekerjasama dengan
pasukan kafir Eropa ketika menyerang Najd.
Menuduh Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan kaum muslimin yang tidak ikut
bersama beliau. Disebutkan pada SBSW hal 68, kedustaan ini dibantah pada
SATK hal 52-55.
Kisah pertempuran di Hijaz, menuduh Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab membunuh kaum muslimin tanpa terkecuali orang
tua, wanita dan anak-anak. Disebutkan pada SBSW hal 77-81, kedustaan ini
dibantah pada SATK hal 59-65.
Menuduh Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab memerintahkan untuk menghancurkan Uyainah dan melarang
pembangunannya kembali selama 200 tahun, karena Allah akan mengirimkan
jutaan belalang untuk meluluh lantahkan kota tersebut. Disebutkan pada
SBSW hal 88-89, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 66.
Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab membunuh Utsman bin Mu’ammar
karena telah musyrik dan kafir. Disebutkan pada SBSW hal 67-68,
kedustaan ini dibantah pada SATK hal 67-69.
Menuduh Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab membunuh penduduk Ahsaa dan Qashim. Disebutkan
pada SBSW hal 91-95 pada catatan kaki, kedustaan ini dibantah pada SATK
hal 69.
Tuduhan pembantaian jama’ah haji Yaman. Kedustaan ini dibantah pada SATK hal 71-73.
Tuduhan pembantaian jama’ah haji Iran. Kedustaan ini dibantah pada SATK hal 73-74.
Tuduhan melarang dan menghalangi umat Islam menunaikan ibadah haji.
Disebutkan Pada SBSW hal 100-101, kedustaan ini dibantah pada SATK hal
75.
Mengangggap bahwa meninggikan kuburan dan membangun di
atasnya adalah suatu bentuk kebaikan. Disebutkan pada SBSW hal 105,
bid’ah ini dibantah pada SATK hal 20-25.
Idahram menyesalkan
atas pembakaran buku-buku sesat. Disebutkan pada SBSW hal 107-109,
kesalahpahaman ini dibantah pada SATK hal 79-80.
Tuduhan
penyerangan terhadap Karbala tanpa alasan yang jelas. Disebutkan pada
SBSW hal 70-77, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 56-59.
Idahram menafsirkan hadits dengan akal-akalannya sendiri tanpa merujuk
kepada pendapat ulama, akhirnya salah dalam memahami ayat-ayat dan
hadits-hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
Pengkafiran Idahram terhadap kaum muslimin, sebagai akibat dari
penafsirannya terhadap hadits dengan akalnya yang pendek. Disebutkan
pada SBSW hal 144 dan 253, dibantah pada SATK hal 101-103.
Klaim Idahram bahwa hadits-hadits yang membicarakan tentang fitnah Najd
yang dimaksud adalah Salafi Wahabi, dengan alasan “sederhana” bahwa
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berasal dari Najd. Ini juga akibat dari
penafsirannya terhadap hadits dengan akalnya yang pendek, dibantah pada
SATK hal 103-106.
Idahram menuduh lagi, bahwa maksud hadits
tanduk-tanduk setan adalah kemunculan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah dan pengikutnya, sedang dajjal akan muncul dari mereka yang
tersisa, seperti biasa dia berlagak layaknya ahli hadits lalu mensyarah
hadits dengan akalnya yang dangkal, dibantah tuntas pada SATK hal
107-109.
Idahram kembali berdusta –yang memang sudah
kebiasaanya- dengan mengatakan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah memerintahkan setiap pengikutnya untuk mencukur habis
rambut kepalanya para pengikutnya, kali ini Idahram mengutip fatwa ulama
Salafi dengan dipenggal-penggal supaya mendukung kedustaannya.
Disebutkan pada SBSW hal 164-170, kedustaan ini dibantah pada SATK hal
110-115.
Idahram berusaha menghubung-hubungkan antara celaan
terhadap Dzul Khuwaishirah yang terdapat dalam hadits, dengan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab, hanya karena keduanya berasal dari Bani
Tamim. Kali ini nampak jelas sekali kebodohan Idahram. Disebutkan pada
SBSW hal 170-174, dibantah pada SATK hal 115-116.
Kelancangan
Idahram kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kepada kaum muslimin,
dengan beraninya Idahram memastikan bahwa Allah tidak akan menerima
amalan mereka, dan bahwa amalan mereka hanyalah kedok atau topeng,
seakan-akan dia dapat mengetahui isi hati manusia. Disebutkan pada SBSW
hal 179, dibantah pada SATK hal 117-118.
Idahram berusaha
membuat citra jelek Salafi di mata umat Islam dengan satu bab khusus
untuk mengkritik fatwa dan pendapat sebagian ulama Salafi yang dia beri
judul “Di Antara Fatwa dan Pendapat Salafi Wahabi yang Menyimpang.” Bab
tersebut memiliki 28 sub bab dengan pembahasan yang sangat ringkas.
Dalam bab-bab tersebut Idahram melontarkan berbagai kedustaan, melakukan
pengkhianatan ilmiah dengan memotong-motong fatwa ulama agar sesuai
dengan tuduhannya, menyalahkan suatau pendapat atau suatu amalan
berdasarkan kedangkalan pengetahuannya, tidak lapang dada dalam
menghadapi masalah khilaf, dan masih ada segudang kesalahan lain, lihat
pembahasannya pada SATK hal 119-168.
Pada bab terakhir buku
SBSW (hal 201-254) berjudul, “Kerancuan Konsep dan Manhaj Salafi
Wahabi.” Bagian ini sesungguhnya yang menjadi dasar “keberanian” saudara
Idahram dalam mengkritik ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang hakiki.
Ternyata penyebabnya, karena dia tidak memahami konsep dan manhaj salafi
dengan baik. Alhamdulillah, buku SATK menjawab kerancuan-kerancuan
tersebut dengan sangat ilmiah.
Faidah lain dari buku SATK, bukan
hanya kutipan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang disertakan teks
Arabnya, tapi juga kutipan-kutipan aqwal para ulama disertakan teks-teks
Arabnya, sehingga semakin bermanfaat bagi para penuntut ilmu.
Bagian
terpenting dalam buku SATK adalah pemaparan aqidah dan manhaj Salafi
disertai bukti-bukti ilmiah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta penukilan
secara lengkap dari kitab-kitab para ulama dari seluruh mazhab fiqh;
Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah dan Hambaliyah bahkan Zhahiriyah.
Ternyata pendapat-pendapat ulama Salafi di zaman ini bersesuaian dengan
ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari seluruh mazhab terutama dalam
masalah aqidah, ini sebagai bantahan terhadap tuduhan Idahram bahwa
Salafi memutus rantai pemahaman ulama, padahal kenyataannya buku SBSW
yang cenderung kepada dua sejoli; Syi’ah dan Sufi sangat bertentangan
dengan ajaran-ajaran para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Pada
bagian akhir, buku SATK menjelaskan perangai-perangai rendah Idahram dan
kelompoknya demi untuk memadamkan kemilaunya sinar dakwah salafiyah.
Sangat menyedihkan, ternyata tuduhan-tuduhan Idahram dan kelompoknya
hanya bersumber dari ketidaktahuan mereka tentang manhaj salaf yang
sebenarnya, itupun masih dibumbui dengan fitnah dan dusta serta
pengkhianatan ilmiah, memahami dalil-dalil dengan akal yang sakit tanpa
merujuk kepada ulama Salaf, memotong-motong fatwa ulama Salafi, lalu
dikesankan bahwa itulah penyimpangan Salafi, Allaahul Musta’aan.
Kita
memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala, agar memberikan manfaat
dengan buku SATK ini baik kepada penulisnya, penerbit maupun pembaca
yang budiman. Dan semoga semakin banyak orang-orang yang berdakwah
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan hikmah dan nasihat yang baik,
melalui karya tulis yang ilmiah. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Mendengar segala doa.
Disusun oleh:
Abu Bakrah Ahmad Al Makassariy
www.ashthy.wordpress.com
11 Ramadhan 1432H
Editor:
Al Ustadz Abu ‘Abdillah Sofyan Chalid bin Idham Ruray
(Penulis Buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan; Bantahan Ilmiah Terhadap Buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”)
www.nasihatonline.wordpress.com