Judul Buku : Sandiwara Langit Meniti
diatas Kabut
Penulis buku : Abu Umar Basyier
Penerbit : Shafa Publika
Harga : Rp 35,000
Harga diskon : Rp 28.000
|
Sandiwara Langit 2 seri meniti diatas kabut merupakan novel karangan Abu
Umar Basyier setelah novel sandiwara langit 1. Novel ini merupakan
kisah nyata perjalanan hidup sahabat masa kecil penulis.
Meniti diatas kabut adalah novel dengan tokoh utama bernama Abbas. Abbas
dibesarkan di lingkuan yang berkecukupan akan harta benda. Ayahnya
adalah seorang pengusaha sukses yang memeliki beberapa toko material,
dealer sepeda motor dan pakaian. Abbas tinggal bersama kedua orang
tuanya dan ketiga kakak nya yatitu Doni, Harun dan Sari. Abbas
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang minim akan pendidikan agama,
bahkan ia tidak pernah melihat kedua orang tuanya melaksanakan ibadah
sholat. Ia dididik oleh kedua orang tuanya dengan disiplin keras dan
cermat.
Abbas dibesarkan disebuah kampung pinggiran dikota jakarta. Kampung
Abbas bertetangga dengan kampung “M”, Kampung M dikenal di wilayah
kampung Abbas sebagai sarang bandar narkoba dan pengguna narkoba.
Kenakalan kaum remaja dikampung tersebut sangat berpengaruh terhadap
pola hidup remaja di kampung Abbas.
Kejadian yang pernah dialami Abbas dimasa kecil nya, itulah yang menjadi
tolak balik kehidupan seorang Abas. Pemahaman tentang nilai – nilai
materi yang selalu dijunjung tinggi dalam keluarganya sebagai azaz utama
kebahagian luntur sudah. Rasa keingin tahuanya yang besar terhadap
agamanya mulai menyeruak. Abbas dan ketiga kakaknya mulai bergabung
bersama anak – anak kampung untuk belajar mengaji dari seorang ustadz di
mushola yang ada di desa Abbas. Meskipun begitu adakalanya gejolak
darah muda yang sedang dialami oleh Abbas bergelora, ia juga kadang
terlibat dengan aksi – aksi nakal teman – temannya. Dalam pencarian jati
diri nya saat itu Abbas membutuhkan sosok yang bisa memberikan petunjuk
yang tidak ia dapat dari keluarga ataupun ligkungan sekitarnya.
Perjumpaan nya dengan Ustadz Feri teman dekatnya waktu kecil menjadi
kesempatan bagi Abbas untuk lebih mengenal ajaran agamanya. Setelah
kedua orang tuanya wafat. Abbas sudah mampu mengajari membaca Al-qur’an
anak – anak remaja di kampungnya. Rasa hausnya terhadap ilmu – ilmu
agama dipuaskan dengan mengikuti majelis – majelis yang ada di Jakarta.
Abbas ditawari menikah dengan seorang gadis yang sempat mondok lama di pesantren di Jawa Tengah, selain itu gadis tersebuut memakai cadar. Hal ini membuatnya minder, berarti pemahaman agama gadis tersebut lebih baik dari pada Abbas. Abbas tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan segenap kemampuanya ia berani melamar gadis tersebut yang diketahui bernama Azizah. Entah apa yang dijadikan Azizah menerima tawaran menikah dari seorang Abbas yang diketahu mempunyai masa lalu yang tidak bagus.
Abbas ditawari menikah dengan seorang gadis yang sempat mondok lama di pesantren di Jawa Tengah, selain itu gadis tersebuut memakai cadar. Hal ini membuatnya minder, berarti pemahaman agama gadis tersebut lebih baik dari pada Abbas. Abbas tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan segenap kemampuanya ia berani melamar gadis tersebut yang diketahui bernama Azizah. Entah apa yang dijadikan Azizah menerima tawaran menikah dari seorang Abbas yang diketahu mempunyai masa lalu yang tidak bagus.
Setelah menikah dengan azizah Abbas banyak belajar ilmu agama kepada
istrinya tersebut. Bersama Azizah Abbas membuat pengajian buat ibu – ibu
dan mengajar ngaji kepada para remaja dikampung mereka. Bersama Abbas
Azizah mengalami banyak hal mulai dipandang sebelah mata oleh orang
disekitarnya dengan penampilan nya, bahkan kedua kakaknya Harun dan sari
, hanya kakak nya Doni lah yang baik terhadap Azizah. Selain itu Azizah
juga dituduh menjadi penyebab dari meninggalnya Harun. Bersama Azizah
pula Abbas tahu bagaimana ia harus bersikap terhadap segala permasalahan
dunia. Azizah selain bertindak sebagai istri juga bertindak sebagai
guru ngaji bagi Abbas. Tapi kebersamaan itu berlangsung singkat, ALLAH
lebih sayang terhadap Azizah. Azizah telah meninggalkan Abbas untuk
selama – lamanya. Azizah menghembuskan nafas dengan Al-Qur’an berada di
genggamanya. Abbas sangat merasa kehilangan Azizah dan ia sangat
merindukan kebersamaan nya dengan Azizah.
Dari novel ini kita dapat mengambil pembelajaran bahwa jangan memandang
orang dari apa yang pernah ia lakukan dimasa lalu tapi pandang lah siapa
ia pada saat ini. Selain itu novel ini menunjukkan bahwa sebaik – baik
perhiasan dunia adalah seorang istri yang sholehah dan novel ini
mengajarkan kepada kita bahwa dengan memegang ilmu agama dan
mengamalkanya maka kebahagian dunia dan akhirat sudah berada dalam
genggaman. Selain itu juga mengajarkan bahwa kita harus memikirkan apa
yang harus kita lakukan bukan apa yang harus kita nantikan dan bagaimana
kita harus bersikap saat menghadapi segala masalah dunia, bagaimana
kita harus bersikap terhadap lingkungan sekitar, keluarga dsb
digambarkan dengan jelas dalan novel ini. Novel ini wajib dibaca oleh
seluruh penduduk indonesia karena bisa menambah keimanan dan ketaqwaan
seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar