Penulis : Abu Umar Basyir
Penerbit Shofa Publika
Harga Rp 43000
Harga Diskon Rp 35.000
|
“…boleh jadi kami tidak mencintai
sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu,
padahal itu buruk bagimu…” (QS. Al-Baqarah : 216)
“Dunia ini tempat persinggahan, bukan tempat tinggal abadi.
Manusia di dalamnya ada 2 golongan; pertama, orang yang menjual dirinya
(kepada hawa nafsu) dan menjadi hancur karenanya, dan kedua, manusia
yang membeli dirinya dan mampu membebaskannya.” – Ali bin Abu Thalib -
“Kamu memang lebih cocok menjadi suami perempuan bodoh itu…” kata Namirah kepada suaminya dengan nada sinis.
“Apa kamu bilang ? Perempuan bodoh ?” tanya Hamidi terkejut.
“Ya. Kenapa kamu marah, Mas ? Dia bukan apa-apamu lagi…”
“Tidak. Dia dan aku memang bodoh. Kamulah yang pintar Namirah…”
“Akhirnya kamu ngaku juga ya ? Yang mau menjadi suaminya pasti laki-laki bodoh sepertinya…” ejek Namirah membakar hati Hamidi.
“Jaga bicaramu, Namirah !” bentak Hamidi. Dadanya seolah ingin meledak.
Inilah pertengkaran hebat Hamidi dan
Namirah istrinya. Hamidi tidak pernah menduga perempuan yang
dicintainya sejak SMP itu ternyata tidak menghargainya sama sekali
sebagai seorang suami. Bahkan dengan lantang dia berani menghinanya.
Padahal demi bisa menikahi perempuan yang dia anggap sebagai cinta
sejatinya itu, dia menceraikan Zakiah, istri pertamanya yang begitu
setia dan benar-benar mencintainya.
Bagaimana nasibu biduk rumah tangga
Hamidi dan Namirah ? Bagaimana Hamidi mengatasi kemelut rumah tangganya ?
Dan seperti apa kehidupan Zakiah setelah dicerai oleh Hamidi ? Ustadz
Abu Umar Basyier mengurai kisah nyata dalam buku Prahara Cinta, Sebuah
Kisah Asmara yang Menguji Iman. Selamat membaca !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar