Minggu, 12 Agustus 2012

Sesungguhnya Dia Maha Pengampun

Penulis : Dr Sayyid Husain al-Alfani
Penerbit : Darul Haq
Harga : Rp.85.000,-
Harga disc Rp 65.000,-
Deskripsi : xxxii + 480 hal. (HC)

Manusia diciptakan Allah dengan berbagai kekurangan dan kecenderungan melakukan salah dan dosa. Tak satu pun manusia yang terbebas dari dosa dan kekeliruan. Jika mereka rajin mengetuk pintu ampunan yang selalu terbuka lebar di hadapan mereka, maka mereka adalah makhluk terbaik yang Allah ciptakan. Tangisan penyesalan dari seorang yang berbuat dosa lebih disukai Allah daripada suara orang yang bertasbih. Dan diampuninya satu dosa lebih baik daripada dunia dan seisinya. Iblis bersuka cita dengan turunnya Adam dari surga karena maksiat yang dia lakukan, tetapi iblis tidak menyadari, bahwa penyelam yang terjun ke dasar lautan akan naik kembali dengan membawa mutiara yang sangat berharga. Begitulah ibarat ampunan Allah. Perhatikanlah Nabi Adam dan Hawa, ketika mereka melakukan dosa, mereka bermunajat, Wahai Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. ( Al-A'raf : 23). Buku ini berisi kajian lengkap tentang sebab-sebab, amal perbuatan, dan segala hal yang dapat dilakukan seorang Muslim untuk meraih ampunan. Disusun dengan sajian mudah dan dikukuhkan dengan dalil-dalil yang tsabit, serta takhrij yang metodologik berdasarkan disiplin ilmu hadits. Buku ini diawali dengan risalah ampunan, dan salah satu kelebihannya adalah disertai dengan pembahasan tentang hadits-hadits dha'if mengenai ampunan yang sering kita dengar dari berbagai pihak. Inilah panduan lengkap bagi setiap Muslim yang ingin menemukan jejak langkah yang haq untuk bisa berteduh di bawah rindangnya maghfirah. Meraih ampunan adalah salah satu cita-cita paling tinggi bagi seorang Muslim.

Agar Suami Disayang Istri & Agar Istri Disayang Suami

PENULIS : Muhammad bin Ibrahim Al Hamd
ISBN : 979-98860-2-3
UKURAN : 12 x 17.5 Cm.
(228 hlm.)
HARGA : Rp. 19.000
Harga Disc Rp 16.000
Inilah risalah hati seorang istri. Mendamba secawan kasih dan pengertian dari sang suami. Sebagai mitra suami dalam mengayuh bahtera rumah tangga, istri tak sekadar meminta cinta suami dalam gugusan kata-kata. Tapi juga telinga yang mau mendengar keluhnya, mata yang mencipta keteduhan di hatinya, jemari yang mengeratkan temali kasih dalam jiwanya.
Tak ada insan yang sempurna. Begitu pula suami. Kesalahan itu ada untuk diperbaiki. Tapi butuh segenggam kebesaran hati untuk mengakuinya, dan kesadaran untuk memper-baikinya. Sebagai pemimpin rumah tangga, selayaknya suami selalu mengevaluasi diri, merenungkan segala kebaikan istrinya. Sehingga ketika terlihat setitik kekurangan dari istrinya, segunung kebaikannya segera terkenang dalam ingatan.
Buku ini menjelaskan 32 kekeliruan yang kadang, bahkan sering dilakukan sebagian suami. Buku ini diterbitkan, untuk mendampingi buku kami yang berjudul Agar Istri Disayang Suami, tidak dimaksudkan sebagai bahan untuk membangun pertengkaran. Tapi sebagai langkah awal untuk membangun kemitraan dalam rumah tangga. Semua itu takkan terwujud tanpa dialog yang dilakukan dengan lapang dada.



PENULIS : Muhammad bin Ibrahim al-Hamd
ISBN : 979-98860-4-x

UKURAN : 12 x 17.5 (168 hlm.)
HARGA : Rp. 17.500
Harga Disc Rp 14.000
Buat apa kuping menjadi merah, jika kritik justru membantu kita memperbaiki diri. Apalagi kritik dan saran itu berasal dari orang terdekat kita, yang kasih dan cintanya tak perlu lagi diragukan. Benarlah orang bijak yang berkata, “Jika seseorang mencintaimu, ia pasti akan mengkritikmu.”
Buku ini menjelaskan 26 kekeliruan yang biasa dilakukan istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga, sekaligus solusinya dan melengkapi buku kami yang sebelumnya berjudul Agar Suami Disayang Istri. Bukan maksud penulis menjadikan ragam kekeliruan ini sebagai amunisi bagi suami untuk menghujat istri. Sebaliknya, buku ini mengingatkan istri tentang sejumlah celah kekurangan yang harus diperbaiki. Tujuannya, agar pernikahan yang terbina makin langgeng, jauh dari perselisihan apalagi perceraian.
Setelah berbagai kekeliruan ini diperbaiki, tak ada alasan lagi bagi suami untuk tidak menyayangi istri. Sang istri akan selalu menjadi impian hati. Segala cinta akan tercurah, segala kasih akan terberi. Memperbaiki semua kekeliruan itu adalah langkah pasti menjadi istri idaman suami.


Saat Jilbab Terasa Berat


Penulis : Isham M Syarif
Penerbit : Wacana Ilmiah Press
Harga Buku : Rp 28.000
Harga disc : Rp 23.000

Seandainya patung piramida bergeser dari tempatnya sekalipun, aku tetap tak akan berjilbab. Tidak akan pernah!” Perkataan itu diucapkan oleh seorang gadis di Arab Saudi. Dan gadis tersebut, sebagaimana yang diceritakan oleh Syaikh Isham Muhammad Syarif, adalah sesosok korban dari keluarga yang tidak peduli terhadap perintah-perintah Allah, pergaulan yang buruk, serta keadaan masyarakat yang tidak melarangnya dari perbuatan yang melanggar syar'i tersebut.


Tak perlu jauh-jauh untuk ke Arab Saudi. Di Indonesia pun, kita mendapati sekian banyak muslimah yang masih enggan mengenakan jilbab. Alasannya pun beragam. Di antara beberapa alasan yang sering dilontarkan oleh para muslimah yang masih enggan menutup rapat auratnya tersebut adalah berikut ini:

1. "Berjilbab bukanlah satu kewajiban bagi wanita. Ia bisa digantikan oleh akhlak santun dan niat yang baik. Pada dasarnya, hakikat kesucian seorang gadis dan rasa malunya tidaklah terletak pada jilbab. Lihatlah, berapa banyak wanita berjilbab tapi justru berperilaku buruk. Sebaliknya, banyak wanita yang tak berjilbab, namun memiliki akhlak yang mengundang banyak pujian...."

2. "Aku menunaikan shalat, berpuasa, memberi sedekah kepada fakir miskin, dan juga mempergauli masyarakat dengan baik. Lebih berhargakah jilbab dibanding ibadah-ibadah agung ini? Apalagi jilbab tidak lebih dari sekedar urusan penampilan belaka. Bukankah Allah tidak melihat rupa dan fisik, tapi Dia memperhatikan hati dan amalan kita?"

3. "Aku ingin menikmati masa mudaku. Dan jilbab justru menghalangiku mewujudkan hal itu dan menjauhkanku dari memakai pakaian yang ingin aku kenakan. Serta, jilbab tidak memberiku kebebasan pergi ke tempat yang aku suka untuk menikmati masa mudaku, seperti: pantai, bioskop, mall, dan tempat-tempat kongkow lainnya...."

4. "Nanti sajalah berjilbabnya, aku sekarang belum siap. Lagian, di cuaca panas begini, jilbab hanya akan membuatku kegerahan. Dan pula, jilbab membuat penampilanku tampak kampungan dan tidak gaul...."

5. "Jilbab adalah pakaian 'muslimah fundamentalis' dan termasuk adat jahiliyah yang usang. Sementara sekarang ini, pamer aurat telah menjadi sesuatu yang lumrah dan biasa, sehingga tidak menarik perhatian dan tidak lagi memancing syahwat karena telah tersebar di semua tempat. Jadi, tidak perlulah menanggapinya secara ekstrim. Bukankah agama kita ini mudah?"

6. "Sebenarnya, aku ingin berjilbab, tapi nanti sajalah kalau aku sudah menikah. Karena saat ini aku masih muda, dan aku ingin menikmati masa mudaku tanpa keterkungkungan dan ruang gerak yang terbatas. Aku ingin menjadi anak muda yang bebas dan merdeka.... "

7. "Sejatinya, aku ingin berjilbab. Akan tetapi, suamiku ternyata tak setuju. Begitu juga dengan kedua orangtuaku, mereka tak merestuiku untuk mengenakan jilbab. Alangkah tidak baiknya ketika aku harus mendurhakai suami dan orangtuakua serta membuat runyam hubungan kekeluargaan hanya dikarenakan masalah jilbab. Karenanya, aku tak jadi mengenakan jilbab demi membahagiakan dan menaati mereka...."

8. "Sekarang ini adalah era emansipasi wanita. Apabila aku berjilbab, berarti aku tidak mengakui adanya emansipasi dan modernisasi wanita. Dan pula, masyarakat seringkali mengejek gadis berjilbab dengan sebutan kolot. Dan aku tidak ingin memperoleh predikat tersebut...."

9. "Berjilbab justru menggangguku saat sedang bekerja. Dengan kondisi ekonomiku yang sulit ini, aku ingin mendapatkan pekerjaan. Dan berjilbab seringkali menghalangiku untuk mendapatkan pekerjaan yang bergaji baik...."

10.  "Bicara tentang jilbab sama dengan membicarakan 'sisi luar' ajaran Islam. Padahal masih ada ajaran yang lebih penting ketimbang jilbab. Pun agama Islam bukan hanya jilbab. Kemudian yang menjadi ukuran adalah mayoritas, sementara mayoritas gadis dan wanita di masyarakat tidak mengenakan jilbab. Apakah itu berarti mereka semua sesat?"

Hmm... bagaimana reaksi Anda ketika melihat berbagai alasan dilontarkan karena enggan mengenakan jilbab? Di posisi manakah Anda di antara sekian alasan sebagaimana yang tersebut di atas? Ataukah justru semua alasan-alasan tersebut berkumpul menjadi satu dalam diri Anda? Semoga saja tidak yah...


Syaikh Isham Muhammad Syarif, dengan sangat sistematis, kemudian menyusun sebuah kitab yang berjudul Hiwâr ma'al Mutabarrijât: Rudûdun Hâdi'ah ‘alâ Syubuhâtil Mar'atil Mutabarrijah. Dalam kitabnya tersebut, beliau membantah semua alasan-alasan yang dikeluarkan oleh para muslimah yang masih enggan untuk mengenakan jilbab. Buku ini, sangat layak dan juga cocok untuk dijadikan pegangan bagi para muslimah agar keyakinannya semakin mantab untuk mengenakan jilbab. Dan juga, menjawab keraguan bagi mereka yang masih enggan mengenakannya. Agar yang sudah mengenakan jilbab hatinya menjadi semakin mantab, dan bagi yang belum berjilbab, agar mensegerakan diri untuk berjilbab

 Keteguhanmu Bersumber dari Keyakinan yang Kokoh

Duhai para muslimah, keteguhanmu bersumber dari keyakinanmu yang kokoh akan agama ini. Jadi, tidak usahlah engkau hiraukan kritikan dan gunjingan banyak orang. Bukankah hisab Allah di hari kiamat lebih dahsyat dan mengerikan? Janganlah mengejar kerelaan dari manusia tetapi justru mendapatkan kebencian dari Rabbmu. Karena seperti telah engkau tahu, ridha-Nya adalah jaminan keselamatan dan juga kebahagiaan. Maka, perkokohlah keyakinanmu, engkau takkan lagi terasa berat ketika berjilbab.  
Duhai para muslimah, keteguhanmu bersumber dari keyakinanmu yang kokoh akan agama ini. Maka, jika nanti, suatu kali, ketika engkau telah tersadar karena memilih jalan yang salah kemudian bertekad kembali ke jalan-Nya, akan kau temui orang-orang yang berupaya menggoyah segala keyakinamu dengan tekanan “inovasi-inovasi” yang mencengkerammu seperti laba-laba mencengkeram dan melilit mangsanya yang sudah tak berdaya. Mereka mengingatkanmu pada sosok-sosok yang sukses dan terkenal dikarenakan tidak mengenakan jilbab. Jika itu tidak berhasil memperdayamu, mereka akan mengingatkanmu pada keindahan dunia ini berikut kelezatan serta perhiasaannya yang menggoda. Setelah itu, kau pun kan diperdaya dengan inovasi-inovasi lain yang lebih berbahaya dan menggila. Maka, perkokohlah keyakinanmu, engkau takkan lagi terasa berat ketika berjilbab. 
Dan aku pun menjawab, aku bukanlah wanita murahan
Bagaimanalah mungkin kupamerkan kecantikan
Setelah Rabbku menunjukkan jalan kebenaran
Bagaimana mungkin aku berjalan menuju kesesatan
Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan bagi para wanita muslimah untuk menjauhi penyakit tabarruj yang telah menggerogoti tubuh umat, mengancam eksistensi dan juga sendi-sendinya. Semoga, dengan ini, jilbab tak lagi terasa berat. Baik yang sudah mengenakannya, maupun yang belum.
 http://rinanirma110111.blogspot.com
"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"