Senin, 30 Juli 2012

Minhajul Qashidin



Pengarang: Ibnu Qudamah
Penerbit: PUSTAKA AS-SUNNAH
Harga : Rp 145.000,-
Harga disc Rp 110.000

 Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: ''Ketahuilah bahwasanya di dalam kitab ''Ihya (Ulumuddin)'' ada beberapa kekeliruan yang hanya bisa diketahui oleh para Ulama, minimal kckeliruan yang ada adalah adanya hadits-hadits yang batil, maudhu(palsu) dan mauquf yang disandarkan kepada Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam (marfu) karena hal itu beliau nukil (Imam Ghazali) sesuai dengan apa yang didapatkannya bukan karena dia mengada-ada maka tidak sepatutnya (seseorang) mengamalkan hadits maudhu tersebut dalam ibadah dan tertipu dengan ungkapan yang dibuat-buat. Kitab yang ada di hadapan pembaca adalah kitab tazkiyatun nafs (penyucian diri) yang sarat dengan obat penawar dan terapi syari terhadap berbagai macam penyakit jiwa dan hati dengan metode pendekatan kepada kitabullah dan sunnah rasulNya serta atsar para sahabat dan tabiin yang ditulis oleh Ibnu Qudamah rahimahullah, ini sebagai solusi dari kitab-kitab lain yang sejenisnya karena keistimewaan yang terkandung di dalamnya.



Ensiklopedi Penghujatan Terhadap Sunnah [Edisi Revisi]


Penulis: Zaenal Abidin Syamsudin Lc
Fisik:
buku ukuran sedang ( 16x24cm), 592 hal
Penerbit:
Pustaka Imam Abu Hanifah
Harga:
Rp 100.000,-
Harga disc Rp 77.000,-


Dalam rangka menegakkan jihad akbar tersebut, inilah sebuah buku berjudul “Ensiklopedi PenghujatanTerhadap Sunnah.”Secara umum buku ini mengupas secara lugas dan tuntas tentang kedudukan dan kehormatan Sunnah dalam Islam, penjelasan tentang benih penolakan syariat yang ditebar oleh musuh Islam lewat pengibaran bendera Inkar Sunnah dan gerakan zindiq yang merusak ajaran Islam dan citra kaum muslimin.
Bahasan buku ini terbagi menjadi empat bab yang antara lain:
Bab 1 :Kesempurnaan Sunah Sebagai Ajaran Islam
- Kesempurnaan Sunnah sebagai Hujjah dan kedudukan Sunnah dalam agama
- Gerakan penghimpunan Sunnah dan sikap para pemimpin ulama Islam terhadap pengumpulan Sunnah
- Peran ulama dalam meneliti Sanad dan matan Hadits
- kaidah dalam memahami Sunnah
Bab 2 : Perintah Tegar diatas Sunnah dan Larangan Berbuat Bidah dalam agama
- Sunnah menurut arti, bahasa, istilah, urgensi Sunnah dalam kehidupan Salaf
- definisi bidah, dan macamnya
- Definisi Ahlu Bidah dan karakternya serta akar firqah dan gen bidah.
- Penjelasan tentang Gen firqah dan Akar bid’ah
Bab 3 :  Akar Historis Embrio IngkarSunnah dan pokok ajarannya.
- Akar historis Ingkar Sunnah, tokoh, pokok pemikirannya
- gerakan penolakan Sunnah gaya baru
- Mu’tazilah embrio IngkarSunnah dan pokok-pokok Pemikirannya
- Lembaga pemikiran Reformis dan rasionalis modern adalah Pionir IngkarSunnah
Bab 4 : Aliran Inkar Sunnah dan gerakan Anti Islam di Indonesia
- Menggugat Aliran Ingkar Sunnah dan gerakan Zindiq Anti Islam
- Bahaya menolak Sunnah
- Penolakan hadits ahad fenomna ingkar Sunnah paling populer di Indonesia
- Sejarah perkembangan aliran dan paham ingkarSunnah di Indonesia.
- Gerakan kaum Zindiq dan aliran sesat Islam di Indonesia.
- Langkap tepat membentengi ummat dari bahaya aliran ingkar Sunnah dan gerakan Zindiq Anti Islam.

Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

 
Penulis           : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penerbit         : Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Harga             : Rp 120.000
Harga disc       :Rp92.000


 Allah Ta’ala berfirman, artinya:
“Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna kecuali yang dating kepada Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’araa’: 88-89)

‘Aqidah yang benar adalah perkara yang sangat penting dan kewajiban yang paling besar yang harus diketahui oleh setiap Muslim dan Muslimah. Karena sesungguhnya sempurna dan tidaknya suatu amal, diterima dan tidaknya, bergantung pada ‘aqidah yang benar.

Kebahagiaan dunia dan akhirat hanya diperoleh oleh orang-orang yang berpegang pada ‘aqidah yang benar ini dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menafikan dan mengurangi kesempurnaan ‘aqidah tersebut. ‘Aqidah yang benar adalah ‘aqidah al-Firqotun Naajiyah (golongan yang selamat), ‘aqidah Ath-Thaaifatul Manshuurah (golongan yang dimenangkan Allah), ‘aqidah Salaf, ‘aqidah Ahlul Hadist, Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Buku ini adalah Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Di dalamnya dijelaskan tentang ‘aqidah dan manhaj yang benar dari kitab ulama terdahulu dengan dalil-dalil yang shahih dari al_qur’an dan as-Sunnah, penjelasan para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta para ulama yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Penulis berusaha mengambil rujukan yang benar dan ilmiyah dari kitab-kitab rujukan yang telah diakui keotentikannya dalam masalah ‘aqidah oleh para ulama Ahlus Sunnah dari zaman dahulu hingga sekarang. Tujuan penulis adalah agar ‘aqidah dan manhaj ini difahami oleh ummat Islam dengan benar, diyakini seyakin-yakinnya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.


Kado Pernikahan






Penulis : Abdullah bin Muhammad Al-Dawud
Penerbit: Darus Sunnah
Ukuran : 24,5 × 16 cm
Tebal : 496 hlm
Berat : 840 gr
ISBN : 978-602-8406-72-7
Harga: Rp. 80.000 
Harga disc Rp.62.000

Membangun rumah tangga dalam sebuah ikatan perkawinan ibarat membangun sebuah konstruksi bangunan. Kita bisa merencanakan kemegahan bangunan dan arsiteknya. Namun, hal yang paling penting adalah fondasi yang menopang bangunan tersebut. Jika fondasinya kuat dan aman, maka bangunan tersebut akan tahan dari terpaan badai, angin, hujan, atau gempa yang pasti datang entah cepat atau lambat.

Kebahagiaan dalam sebuah perkawinan tidak tercipta begitu saja. Permasalahan rumah tangga akan menjadi problem yang serius jika kita tidak mengetahui cara menghadapinya. Sebab, tidak ada satu pun pasangan dalam rumah tangga yang bebas dari ujian, godaan, percekcokan, bahkan pertikaian yang berujung dengan perceraian.

Karya yang sarat dengan nasehat, ibrah, dan hikmah ini akan berbagi dengan Anda dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga. Semoga pesan-pesan terindah yang disampaikan dapat membantu dalam mewujudkan mahligai kebahagiaan Anda.



SYARAH AQIDAH WASITHIYAH


Syaikh Muhammad Al-Utsaimin
Harga Rp. 107.000,-
880 hlm/besar-hrd-cv
Harga disc Rp 87.000

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah. Tokoh yang memiliki pembelaan atas kebenaran dari ancaman ahli kebathilan, dan kitab-kitabnya yang telah teruji. Pada hakikatnya, dia adalah bagian dari nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi umat ini, karena dengan perantaraan dirinya telah terpatahkan laju berbagai perkara besar yang sangat mengancam keberadaan aqidah Islamiyah.

Kitab ini menjadi panduan bagi para pelajar yang belajar dengan Syaikh Al-Utsaimin. Beliau menjelaskan intisari aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah yang tertuang dalam kitab ini dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang awam sekalipun. Dengan kemudahan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala tampaklah benang merah kedudukan aqidah yang shahihah di antara kerumunan aliran menyimpang yang menggerogotinya.

Kita senantiasa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar sudi kiranya menghadirkan manfaat melalui syarah ini sebagaimana manfaat yang telah muncul dari kitab aslinya. Dan agar sudi kiranya menjadikan kita di antara para da'i dan pendukung serta pembela dakwah yang berjalan di atas aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Amin.

SYARAH KITAB TAUHID


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Jilid 1 : Rp. 80.000,-
Jilid 1 : 606 hlm/besar-hrd-cv 
 Harga disc Rp 64.000 

Jilid 2 : Rp. 101.000,- 
Jilid 2 : 768 hlm/besar-hrd-cv 
Harga disc  Rp 80.800

Siapa Lata dan Uzza? Mungkin semua orang tahu, itu adalah nama-nama patung berhala yang disembah orang-orang kafir di zaman jahiliyah. Nama-nama tersebut mengiringi setiap sumpah yang mereka ucapkan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa sebelumnya Lata adalah nama seorang yang sangat shalih dan dermawan. Dia biasa menyediakan makanan dari tepung gandum bagi orang-orang yang menunaikan haji. Setelah dia meninggal, orang-orang sering berkumpul di samping kuburannya untuk mengenang kebaikan dan kewaliannya. Bahkan mereka membuatkan patung sebagai pengagungan atas kelebihan yang pernah dilakukannya.

Seiring dengan perjalanan waktu, bibit syirik khafy ini pun tumbuh dan mekar, bercabang-cabang, mengakar dan berkembang biak menjadi syirik jaly. Mereka telah berpengharapan penuh dengan menyembah patung Lata, tak lagi sekedar kumpul-kumpul mengenang kewaliannya.

Bila kita tarik benang merah ke masa sekarang, gambaran serupa banyak bertebaran di sekitar masyarakat kita. Orang-orang ahli tarekat dan mereka yang cenderung kepada faham tasawuf kerapkali melakukan ziarah kubur, terutama kuburan wali songo. Betapa tipisnya akidah tauhid mereka! Betapa dekat perbuatan mereka dengan syirik khafy dan syirik jaly.

Gambaran lain yang menunjukkan sisi kelemahan akidah, adalah begitu maraknya praktek perdukunan dan tayangan-tayangan penuh kesyirikan di televisi serta media cetak yang gemar memberitakan kisah-kisah misteri di tengah masyarakat kita. Begitu mudah mereka percaya dengan cerita-cerita tersebut. Padahal dalam satu hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah memperingatkan, siapa yang datang ke dukun dan membenarkan perkataannya, maka shalat orang tersebut selama 40 hari tidak diterima. Banyak hal yang berkaitan dengan tauhid dan akidah yang dibicarakan dalam dua jilid buku ini hingga masalah-masalah yang mendetail dan menyeluruh. Buku ini merupakan panduan bagi mereka yang ingin berpegang kuat pada Akidah Ahlus-Sunnah wal Jama'ah.

Obat Hati


Penulis : Ibnu Qoyyim Al Jauziyah
Penerbit : Darul Haq
Harga : Rp 80.000
Harga disc : Rp 62.000

Berdasarkan hadits ini, maka setiap Muslim harus mengenal karakteristik jantung (hati)nya, mendiagnosa dan mengobatinya ketika sakit, dan menghidupkannya ketika mati. Karena hati adalah pengendali anggota badan. Dalam buku Thibb al-Qulub ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan tentang faktor-faktor perusak hati, penyakit hati, cara mengobati hati, makanan hati, dan kekuatan hati. Beliau juga membuat perbandingan dan bantahan terhadap kaum sufi dalam membahas hati. Buku ini memiliki keistimewaan lebih, karena ditulis setelah melalui telaah yang mendalam terhadap buku Qut al-Qulub karya Imam Abu Thalib al-Makki, Manazil as-Sa`irin, karya Imam al-Harawi, Ihya` Ulumiddin karya Imam al-Ghazali, Amradh al-Qulub wa Syifa`uha karya Imam Ibnu Taimiyah, dan Madarij as-Salikin karya Imam Ibnul Qayyim sendiri. Kitab Madarij as-Salikin haki-katnya adalah peringatan, jawaban dan bantahan atas kesalahan-kesalahan Imam al-Harawi dalam kitabnya. Kemudian Ibnul Qayyim membahas jantung (hati) ini dengan pembahasan yang lebih luas dengan disertai ayat dan hadits, lalu diberi judul Thibb al-Qulub. Buku ini layak dibaca oleh setiap orang yang berkeinginan untuk menghidupkan, membahagiakan dan membimbing hatinya kepada Allah.

Fawaidul Fawaid


Judul asli : Al Fawaidul Fawaaid
Penulis : Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah -rahimahulloh-
Tahqiq ; Syaikh Ali Hasan Al halabi
Fisik : Buku ukuran sedang, hardcover,  700 hlm
Penerbit : Pustaka Imam Syafii
Harga Rp 120.000
Harga disc Rp 92.000

 Kitab Al Fawaaid , karya Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah -rahimahulloh-  adalah kitab yang luar biasa, dari namanya saja kita dapat menangkap banyak manfaat yang terkandung di dalamnya; sebab kitab ini mengumpulkan berbagai faidah yang berlimpah dan beragam per-masalahan ilmiah yang tiada duanya. Padanya terdapat pendalaman berbagai makna dari hakikat segala sesuatu, penjelasan tentang hikmah syari'at pada beberapa permasalahan yang beragam, pentingnya Al-Quran dan fiqih Islam disertai penjelasan berikut rinciannya pada hal-hal tidak diketahui banyak orang. Kemudian menyebutkan hubungan permasalahan-permasalahan tersebut dengan kecemerlangan hati dan kemuliaan jiwa [Asrar Khizanah al-maktabah At-Turatsiyyah hal 11 dan 128, karya Muhammad Khair Ramadhan Yusuf.]

   Karena tingginya kedudukan penulis dalam beragam disiplin ilmu, maka kitab ini ibarat penunjuk arah yang lengkap yang mana padanya terdapat berbagai ilmu pengetahuan yang begitu banyak. Dikarenakan penulis dan karyanya tersebut berada pada kedudukan seperti ini dari sisi manfaat dan faidahnya, maka kemdian Kitab ini ditahqiq Oleh Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid – hafidhahulloh- , dan belia berpendapat bahwa suatu keharusan untuk menerbitkan dan men-tahqiq-nya (menelitinya) agar lebih bisa menyebarkan manfaat yang dipetik darinya oleh pembaca yang budiman.
kitab ini disusun  berdasarkan bab-bab ilmu, yang diawali dengan bab aqidah, kemudian Tafsir, Hadits, dan seeterusnya. karena pada asalnya  Kitab Al Fawaaid tidak ditulis secara tematik sehingga menyulitkan pembaca yang ingin memetik manfaat darinya. Kelebihan Kitab Al Fawaaid :
 Materi yang bagus, diskusi yang menarik dan susunan yang indah, dan Penulisnya  (Ibnul Qayyim) tidak menyusunnya berdasarkan metode tertentu dan sistematik. Seolah-olah dia membiarkannya begitu sa-a sebagai gudang ilmu dan pengetahuan tidak mempunyai bab di dalam sebuah buku atau seperti karya tulis yang tidak mempunyai judul.
Maka kitab yang berisi beragam faidah ini merupakan ilmu pe¬ngetahuan yang bertebaran di mana-mana dan kesimpulan-kesimpulan menarik.
Sehingga jika yang demikian itu telah diketahui, nampak dan jelas serta tidak asing lagi, maka sesungguhnya keragaman faidah menurut pengertian para penulis adalah suatu kitab yang menghimpun tema yang berbeda-beda dan hal-hal rumit yang hanya diketahui oleh orang berilmu atau yang disimpulkan dari dalil atau kejadian, atau dari keduanya sekaligus melalui pengalaman panjang dan perjuangan berat yang dilalui oleh Ibnul Qayyim. Karena interaksi yang panjang dengan ilmu dan sering berdiskusi dengan para ulama, tidak diragukan bahwa kitab yang ditulisnya ini mencakup banyak pembahasan dan tidak khusus pada satu tema saja, antara lain:
1.    Tafsir yang rumit di mana tidak terdapat dalam kitab-kitab tafsir yang ada. Tafsir tersebut hanya bisa diketahui melalui penghayatan, pemahaman dan pendalaman terhadap sebuah ayat.
2.    Perkara-perkara sunnah yang sulit dipahami kecuali jika diteliti, di-bandingkan, di dalami, dan didisikusikan
3.    Manfaat dari pengalaman hidup, interaksi dengan manusia serta mengenal tokoh, madzhab dan karakter mereka.
4.    Karakter  prihadi dan prmahaman objektif berkenaan  dengan berbabai permasalahan dan cara mcngatasinya sesuai dengan syariat dan realita.
5.    Tata bahasa Arab dan balaghah (gaya bahasa arab) yang tiada bandingannya, yang dengannya muncullah beragam ungkapan dalam hiasan kata-kata indah dan tulisan yang menarik.
6.    Kutipan bait sya'ir pada tempat-tempat yang sesuai dengan tema tertentu, sehingga membuat kalimat mempunyai sajak dan irama yang bagus.
     Pada semua bidang ilmu yang telah disebutkan di atas - serta bidang-bidang lainnya yang tidak disebutkan- Ibnul Qayyim -rahimahulloh-  bagaikan bergerak dengan membawa sebuah anak panah yang kokoh, berpacu di arena balapan dan berlomba mengalahkan kompetitornya hingga berhasil membawa medali sang juara. Di dalam kitabnya, Ibnul Qayyim memperlihatkan seluruh apa yang telah diraihnya berupa kekuatan da¬lam memahami ilmu, kesempurnaan dalam menarik kesimpulan, ilmu yang mendalam sehingga membuat kagum orang-orang yang berakal dan membuat takjub orang-orang yang melihatnya karena mereka merasa kalah dan lemah di hadapannya.
      Sehingga kitab ini, jika pakar hadits membacanya niscaya dia akan mendapati apa yang diinginkannya. Jika ulama tafsir menikmatinya niscaya dia akan memperoleh apa yang selama ini dicarinya. Jika pakar bahasa arab dan balaghah membacanya niscaya mereka akan memetik sesuatu yang tidak didapati pada kitab-kitab bahasa dan balaghah lain¬nya. Jika pencari kebenaran membacanya niscaya dia akan mendapat-kan kaidah-kaidah tentang kebenaran yang bisa menuntun dirinya ke jalan Tuhan semesta alam.
      Jika ahli ilmu kalam membacanya niscaya dia akan terkagum-kagum dengan kaidah-kaidah penting dalam bab ini yang dibuat oleh imam Ibnul Qayyim -rahimahulloh-  seolah-olah melemahkan apa yang disusun oleh mereka. Maklum adanya bahwa kaidah-kaidah yang dibuat oleh ahli kalam dapat di-patahkan satu persatu oleh kaidah ilmiah yang mendalam dan dalil-dalil syariat yang mantap tanpa ada kegaduhan dan sikap emosional.
     
 Di dalam kitab ini juga terdapat banyak kaidah yang relevan dengan fitrah manusia dan realita, kaidah yang membuat manusia mengenal Tuhan semesta alam secara benar, menunjuki manusia ke jalan-Nya, mendidik keimanan dalam hati dan memperbauinya, serta hal-hal yang menyebabkan Allah Ta'ala mencintai makhluk-Nya melalui nikmat dan karunia yg Dia berikan.
Jika ulama Fiqih dan Ushul fiqih membacanya niscaya tanpa diduga mereka akan mendapatkan kaidah-kaidah Fiqih dan ushul Fiqih yang tidak terbetik dalam pikirannya, tidak pula didapati dalam kitab yang membahas ushul fiqih maupun fiqih. Bahkan hal tersebul bclum pernah dibahas oleh ahli Fiqih dan Ushul Fiqih dalam kitab-kitab yang mereka tulis. Lebih dari itu, banyak kaidah yang tidak mirip sama sekali dengan kaidah yang disusun oleh ulama fiqih dan ushul fiqih, bahkan mendekatinya pun tidak, karena tidak terbetik sama sekali dalam benak mereka maka anda akan mendapatkan sesuatu yang menakjubkan betapa dalamnya pemahaman Ibnul Qayyim, banyaknya pengalaman yang dia miliki dan penyimpulan hukum dari dalil-dalil yang samar oleh kebanyakan ulama.
     
Jika penuntut ilmu tingkat pemula membacanya niscaya buku ini akan menerangi jalannya, menuntunnya pada landasan jelas yang akan membawanya kepada permasalahan-permasalahan ilmu yang hakiki, melepaskannya dari belenggu taklid, menjauhkannya dari pemahaman yang salah, menghubungkannya dengan hakikat melalui tangannya sendiri dan merasakan dengan hatinya sendiri.
      
Imam Ibnul Qayyim  -rahimahulloh- telah mengisyaratkan kitabnya ini di beberapa kitab yang beliau tulis di antaranya Al-Ijtima' Al-Juyus Al-Islamiyah dan Al-Ma'alim. Ibnul Qayyim Rahimahullah di beberapa tempat dalam kitab¬nya ini menukil perkataan dari gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahulloh-  yang menunjukkan bahwa hal ini benar-benar berasal dari beliau.
http://al-aisar.com


Ritual Sunnah Setahun


Penulis : ust. Yazid bin Abdul Qodir Jawas
Fisik : Buku ukuran sedang, hardcover, 778 hlm
Penerbit : Media Tarbiyah
Harga Rp 160.000
Harga Disc Rp 120.000 

Setiap manusia pasti melewati hari demi hari, Semuanya terasa berlalu begitu cepatnya. Begitulah kehidupan, setiap insan berpindah dari pagi ke petang, dan dari petang hingga pagi kembali. Akan tetapi, apakah setiap Muslim selalu bermuhasabah (introspeksi) terhadap dirinya atas setiap hari yang telah dilaluinya? Sehingga ia bisa melihat lembaran-lembaran harinya, dengan amal apa ia membukanya dan dengan amal apa ia menutupnya?
    Seringkali manusia lalai berapa banyak hari, pekan, bulan, dan tahun yang telah dilaluinya dan berapa banyak umur telah dilewati. Sedikit sekali orang yang mau introspeksi terhadap dirinya, hingga mereka pun menjalani hari-harinya dalam kelalaian dan panjang angan-angan yang tidak ada fedahnya.
Tanyakanlah kepada diri Anda sendiri, sepanjang matahari terbit dan tenggelam apakah Anda telah menghisab (mengitung-hitung amalan) diri di awal suatu hari? Pernahkan Anda bertanya, "Amal shalih apakah yang hendak saya perbuat? Amal apakah yang akan saya hadirkan untuk hari ini?"
     Saksikanlah, ketika fajar mulai menampakkan cahaya merahnya, kebanyakan manusia menyambut hari-harinya dengan niat yang tidak benar. Bahkan, hingga siang berlalu dan berganti malam, mereka kembali ke  tempat tidurnya mereka dengan niat yang masih seperti itu.
Benar, bahwa umumnya manusia tidak pandai dalam mengatur hari-hari mereka. Padahal, setiap manusia akan senantiasa dihitung dan ditulis segala aktivitasnya pada hari-hari tersebut.
Allah Ta'ala berfirman,
“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lain engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata, 'Sungguh celaka kami! Kitab apakah ini? Tidak ada satu pun yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya ‘,Dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Rabb-mu tidak zhalim terhadap seorang jua pun. " (QS. Al-Kahfi: 49)
Allah Ta’ala juga berfirman,
   "Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (Malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan/' (QS Al-Infithaar: 10-12)
      Seandainya orang-orang yang lalai itu menyadarinya, niscaya mereka akan memelihara diri dan menjaganya dari jalan kebinasaan. Sayangnya, jarang sekali orang yang sadar, dan sedikit sekali orang yang mewaspadai jalan itu.
Shahabat Abu Darda -Rodliallohu Anhu- mengatakan, "Apabila seseorang menjumpai suatu pagi, berkumpullah hawa nafsu dan amalnya. Jika amalnya menuruti hawa nafsunya, maka harinya menjadi hari yang buruk. Dan jika hawa nafsunya menuruti amalnya, maka harinya menjadi hari yang baik. “ [Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jauzi dalam Dzammul Hawaa (no. 22).]
     Oleh karena itu, hendaklah setiap Muslim dan Muslimah memperhatikan keadaan dirinya, memperbanyak berdzikir kepada Allah, memohon tambahan fadhilah dan keberkahan serta meminta istiqamah di atas petunjuk-Nya, dan untuk bersegera beramal sholeh.
Maka, bersegeralah untuk memperbaiki keadaan dirimu, dan mintalah taufiq kepada Allah Ta'ala menuju jalan kebahagiaan.
Dan bagi orang-orang mengisi hari-harinya dengan kelalaian... Ketahuilah, bahwa dirimu tidak akan dibiarkan begitu saja! Engkau akan dihitung atas semua amalanmu dengan perhitungan yang tidak meluputkan sedikit pun!
     Banyak orang yang memandang hidup ini identik dengan menikmati berbagai kesenangan dan kelezatan duniawi. Siang malam mereka habiskan waktu untuk mengejar dan mengurus urusan dunia. Dunia yang fana telah memperdaya mereka hingga melupakan kehidupan yang sebenarnya yaitu akhirat. Wajar saja, karena mereka tidak mengimani adanya kehidupan setelah mati. Mereka mengatakan:
"Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi." (QS. Al-Mu'minun: 37)
   Orang-orang seperti ini pada hakikatnya sudah putus asa untuk menggapai kedudukan yang lebih mulia dan lebih utama. Sebab hakikat hidup jelas bertolak belakang dengan apa yang mereka yakini dan berlawanan dengan apa yang mereka duga. Hidup hakikatnya mengabdikan diri dengan beribadah kepada Rabb Yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Itulah tujuan penciptaan jin dan manusia. Allah sa berfirman: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
    Maka seorang muslim hendaknya memperhatikan setiap detik yang ia lalui. Jangan sampai waktu itu terbuang percuma tanpa ada nilai ibadah di sisi Allah.
Sesungguhnya waktu yang sudah berlalu tak akan pernah kembali selamanya. Ironisnya, setiap orang pasti sedih dan duka ketika ia kehilangan hartanya namun mereka tak pernah menyayangkan umur yang terbuang bertahun-tahun lamanya. Padahal umur kita di dunia sangat singkat. Dan baik buruknya kita mengisi umur tersebut akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Masa penantian yang begitu panjang di alam barzakh dan kehidupan yang kekal abadi di akhirat. Umur kita adalah kesempatan untuk beramal sebab di akhirat yang ada hanyalah hisab. Oleh karena itu Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam menyampaikan sebuah wasiat yang sangat agung bagi kita, beliau bersabda: "Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima: Masa mudamu sebelum datang masa tua, masa sehatmu sebelum datang masa sakit, masa kayamu sebelum datang masa miskin, masa luangmu sebelum datang masa sibuk, masa hidupmu sebelum datang kematian. " [Hadits shahih, diriwayatkan oleh AI-Hakim dalam Mustadraknya, nomor (IV/306), Abu Nu'aim nomor (IV/148), AI-Baghawi dalam SyarhusSunnah nomor (V/i8z), Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd nomor (2), AI-'Ajaluuni dalam Kasyfu/ Khafaa nomor (1/167), Ibnu Abi Syaibah nomor (XII/223) dan dlcantumkan dalam Shahih al-Jaml' nomor (1077).]
   Sungguh ini adalah wasiat yang sangat komplit. Mengarahkan setiap muslim kepada jalan yang seharusnya ditempuh. Juga berisi penjelasan sebab-sebab meraih keselamatan. Alangkah butuhnya kita kepada sebab-sebab tersebut yang kalaulah kita tidak mendapat petunjuk kepadanya niscaya kita akan tetap terombang-ambing dalam kehidupan dunia sampai ajal menjemput kita. Persis seperti kehidupan hewan ternak atau bahkan lebih sesat lagi. Sesungguhnya hidup hanyalah kumpulan hari-hari. Betapa merugi bila kita terus dibuai angan-angan sehingga lupa memperbaiki amal.
Ibnul Qayyim -rahimahullah-  berkata dalam bab berjudul "Bagaimana cara memperbaiki diri?." [Al Fawaa'id halaman 115-116]
"Marilah segera menuju Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dalam Surga Darussalam tanpa kesusahan, keletihan dan beban yang berat. Melalui jalan yang paling pintas dan paling mudah. Yakni Sesungguhnya engkau berada diantara dua masa, pada hakikatnya itulah umurmu! Yaitu masamu sekarang ini di antara masa lalu dan masa depan. Masa lalumu perbaikilah dengan bertaubat, menyesal dan memohon ampunan. Tentunya hal itu tidak sukar bagimu, tidak sulit dan tidak perlu melewati pekerjaan berat. Hanya menuntut aktifitas hatimu!"
Masa lalumu yang mungkin dipenuhi dengan perbuatan maksiat hapuslah dengan taubat, kendati kata pepatah mengatakan waktu itu laksana pedang, jika engkau tidak menebasnya maka engkaulah yang kena tebas. Pepatah itu benar, hanya saja Allah mengecualikan orang-orang yang bertaubat.
    Meskipun engkau telah menghabiskan masa lalumu dengan berzina, membunuh atau bahkan berbuat syirik. Sesungguhnya siapa saja yang bertaubat dari perbuatan dosa maka ia telah memperbaiki masa lalunya, bukan hanya kembali putih bagaikan lembaran yang belum tergores pena, bahkan ditulis baginya kebaikan sebagai ganti kejahatan, seolah-olah masa lalunya terisi dengan kebaikan itu. Sesungguhnya tidak ada sesuatu-pun yang dapat menggugat ketetapan Allah. Dialah yang berfirman:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam ke-adaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Furqan: 68-70)
     Ibnul Qayyim -rahimahullah-  melanjutkan, "Kemudian, hendaknya engkau menahan diri dari perbuatan dosa. Menahan diri arti-nya non aktif dan merupakan pekerjaan yang santai. Tidak membutuhkan aktifitas jasmani yang berat. Hanya butuh niat dan tekad bulat yang membuat legawa badan, hati dan jiwamu Masa lalumu perbaikilah dengan bertaubat, masa depan isilah dengan menahan diri dari perbuatan dosa diiringi dengan tekad dan niat!"
     Istighfar intinya ialah meninggalkan perbuatan dosa yang telah lalu, adapun taubat intinya tidak meneruskan perbuatan dosa itu di kemudian hari.
Allah telah menggabungkan kedua perkara itu dalam firman-Nya:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan per¬buatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. All Imran: 135)
     Ibnul Qayyim -rahimahullah-  melanjutkan, "Anggota badan tidaklah tertuntut bekerja keras dan bersusah payah dalam kedua perkara ini. Akan tetapi kuncinya ada pada umurmu! Yakni masamu sekarang ini di antara masa lalu dan masa depan! Jika engkau menyia-nyiakannya berarti engkau telah menyia-nyiakan kebahagiaan dan keselamatanmu. Jika engkau berhasil memanfaatkannya dan berhasil mengisi masa lalu dan masa depanmu berarti engkau selamat dan sukses meraih ketenangan, kelezatan dan kenikmatan."
     Hal ini mengungkap rahasia kewajiban mengiringi proses perbaikan diri dengan taubat dan istighfar, Seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
"Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-An'am: 54)
Dan dalam firman-Nya:
"Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. All Imran: 89)
Makna perbaikan di sini mencakup pemanfaatan waktu sebaik-baiknya. Sebuah pepatah Arab mengatakan:
berlalu tinggallah kenangan Sementara  asa masih dalam impian Maka manfaatkanlah waktu yang ada padamu sekarang!
Ibnul Qayyim -rahimahullah- melanjutkan lagi, "Memanfaatkan waktu lebih berat daripada memperbaiki masa lalu dan masa depan. Memanfaatkan waktu berarti melakukan amal-amal paling utama, paling berguna bagi diri dan paling banyak membawa kebahagiaan. Dalam hal ini manusia terbagi menjadi beberapa tingkatan. Demi Allah, itulah kesempatanmu mengumpulkan bekal untuk menyongsong Akhirat, ke Surga ataukah ke Neraka...."
Ibnul Qayyim -rahimahullah- melanjutkan, "Merupakan hak Allah atas hamba-Nya di setiap waktu yang berlalu dalam hidupnya untuk menunaikan kewajiban ubudiyah (yang bersifat ibadah) yang ia persembahkan kepada Allah dan untuk mendekatkan dirinya kepada-Nya. Jika si hamba mengisi waktunya dengan ibadah yang wajib ia lakukan pada saat itu, maka ia akan maju ke depan menuju Allah. Sebaliknya, jika ia isi dengan mengikuti hawa nafsu, bersantai ria atau menganggur, ia akan mundur ke belakang. Seorang hamba kalau tidak melangkah maju, ia pasti bergerak mundur. Tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Alloh Azza wa Jalla  berfirman:
"(yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur." (QS. Al-Mudatsir: 37) [Lihat kitab Al-Fawaaid halaman 187-188]Beliau melanjutkan, "Jika tidak maju, ia pasti mundur. Seorang hamba senantiasa berjalan, tidak berhenti. Kalau tidak ke atas, pasti ke bawah, kalau tidak maju ke depan, pasti mundur ke belakang..... Itulah detik-detik kehidupan yang ber¬lalu dengan cepat menuju Surga atau Neraka! Ada yang melaju cepat dan ada pula yang bergerak lamban. Ada yang terus maju dan ada pula yang mundur. Tidak ada seorangpun yang berhenti di tengah jalan! Hanya saja dalam perjalanan ini ada yang berbeda arah tujuan dan ada pula yang berbeda akselerasi kecepatannya!"
 [Madaarijus Salikin (1/267).]
     Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam  bersabda:
Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya! Ada yang membebas-kan dirinya dan ada pula yang mencelakakanya! " [Hadits riwayat Muslim]
Dalam hadits lain disebutkan:
"Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, semua orang tengah melanjut¬kan perjalanan hidupnya....." [Hadits riwayat Abdurrazzaq (20719), Abd bin Humeid (1138), Ahmad (111/321), Ibnu Hibban (7497), dan telah dinyatakan shahih oleh Ibnu Hajar dalam AI-Amaali halaman 214]
 Setiap insan melanjutkan perjalanannya, ada yang men-jual dirinya kepada Alloh Azza wa Jalla :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan jannah untukmereka."(QS. At-Taubah: 111)
Dan ada pula yang menjualnya kepada setan yang senantiasa mengintainya [[Ibnu Taimiyyah telah mengisyaratkan penjelasan ini dalam Majmu' Fata-wa (Vll/51), demikian pula Ibnul Qayyim dalam Ad-Dawaausy Syaafi halaman 123]
Ibnul Qayyim -rahimahullah- melanjutkan, "Barangsiapa tidak mengisi waktunya untuk Allah dan dengan petunjuk Allah maka ketimbang dia hidup lebih baik mati! Apabila seorang hamba sedang mengerjakan shalat, maka ia hanya memperoleh bagian dari shalatnya itu yang dilakukan dengan khusyuk. la tidak memperoleh bagian apapun dari hidupnya kecuali yang dilakukannya dengan petunjuk Allah dan ditujukannya semata-mata untuk Allah."
     Oleh karena itulah, kita perlu mengetahui bimbingan nabawi dalam setiap gerak langkah dan ucapan kita sehari-hari, sehingga setiap detik kehidupan yang kita lalui benar-benar bernilai pahala di sisi Alloh Azza wa Jalla
     Inilah buku ini berusaha merangkum sebuah panduan bagi aktivitas muslim sepanjang siang dan malam selama setahun sesuai yang dicontohkan oleh teladan dan guru paling mulia, Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam  Dengan menerapkan sunnah ini, insya Allah kita dapat mengisi waktu dengan nilai-nilai kebaikan
 http://al-aisar.com/

Ighatsatul Lahfan



Penulis : Ibnu Qoyyim Al Jauziyah
Penerbit : Al Qowam
Harga : Rp 160.000
Harga disc Rp 122.000


Ketika kesehatan mata terganggu, kita pasti merasa tidak tenang. Kita ingin tahu, mengapa bola mata memerah, terasa gatal, dan mengeluarkan belek? Benarkah ini sakit mata biasa, karena kelelahan, terkena debu, atau gangguan mata ringan lainnya? Ada kekhawatiran dalam diri kita, jangan-jangan ini bukan gangguan mata biasa. Siapa tahu ada penyakit serius yang membahayakan mata kita. Kegelisahan ini akan terus berlangsung, hingga kita menemui dokter, mendapat jawaban yang menentramkan, berobat, dan hingga akhirnya gangguan mata hilang. Saat itu, kita akan lega dan mengucap syukur kepada Allah.

KANDUNGAN KITAB:
* Bab I : Pembagian Hati Menjadi : Sehat, Sakit, dan Mati.
* Bab II : Hakikat Penyakit Hati.
* Bab III : Obat Penyakit Hati Alami dan Syar‘i.
o Bab IV : Kehidupan dan Terang Pangkal Kebaikan Hati, Kematian dan Gelap Pangkal Keburukan dan Bencana Hati.
o Bab V : Hati Hidup dan Sehat Hanya Apabila Ia Mengetahui, Menghendaki, dan Mengutamakan Kebenaran.
o Bab VI : Hati Bahagia dan Baik Hanya Apabila Ia Menjadikan Allah Sebagai Satu-Satunya Yang Diibadahi, Puncak Keinginan, dan Yang Paling Dicintai.
o Bab VII : Al-Quran Mengandung Obat Seluruh Penyakit Hati.
o Bab VIII : Zakâtul Qalb (Bertambah Baiknya Hati).
o Bab IX : Kebersihan Hati dari Noda dan Najis.
o Bab X : Tanda-tanda Hati Sakit dan Sehat.
o Bab XI : Mengobati Penyakit Hati Karena Dikuasai Hawa Nafsu.
o Bab XII : Mengobati Penyakit Hati Karena Tipu Daya Setan.
o Bab XIII : Tipu Daya Setan Terhadap Manusia.


"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"