Tampilkan postingan dengan label Pustaka Inabah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pustaka Inabah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Februari 2014

Menuju Rumah Tangga Bahagia

Harga :Rp. 27.500  
Harga Diskon Rp. 22.000 (diskon)
Penulis: DR. Najla' As Sayyid Nayil
Penerbit: Pustaka Al-Inabah
Ukuran:  15 x 20 cm 
Rumah tangga bahagia adalah idaman setiap keluarga, dan untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mustahil, namun kebahagiaan tersebut tidak serta merta datang dengan sendirinya menghampiri kita tanpa ada upaya dan perjuangan. Kebahagiaan tersebut merupakan harta termahal yang harus diperjuangkan dan dikejar. Dalam hal ini istri memiliki peran yang sangat dominan, karna istri merupakan ratu didaalam keluarganya dan menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya didalam rumahnya.

Langkah menuju kebahagiaan bahkan sudah harus dimulai sejak sebelum pernikahan. Diawali dengan niat yang mulia, memilih pasangan secara selektif, dan seterusnya. Begitu pula halnya pasca pernikahan terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh oleh kedua pasangan. Namun, demikian bukan berarti langkah-langkah tersebut dapat terwujud dengan mudah. Bahkan, andaikata kedua pasangan dapat memperjuangkannya secara kompak, hingga kebahagiaan tersebut dapat mereka wujudkan, dihadapan keduanya telah menghadang badai-badai dahsyat yang siap memporakporandakan dan merenggut kebahagiaan yang telah mereka bangun dengan susah payah.

Buku ditangan pembaca ini merupakan pencerahan yang sangat bermanfaat dan masukan yang sangat penting bagi pasangan yang ingin mewujudkan kebahagiaan didalam rumah tangganya, terlebih para istri. Karena buku ini lebih banyak menyeru kaum wanita, yang merupakan faktor dominan didalam berhasil atau gagalnya sebuah rumah tangga.

Semoga kehadiran buku ini merupakan jawaban bagi sebagian besar pasangan yang selama ini mencari-cari jalan menuju kebahagiaan yang mereka dambakan. Sehingga dengan membaca dan menerapkan langkah-langkah yang penulis sebutkan, Insya ALLAH akan membantu mereka menemukan jalan yang selama ini mereka cari, hingga pada akhirnya mengantarkan mereka kepada tujuan akhir yang bahagia.

Selamat membaca!!!

Rabu, 04 September 2013

Samudera Hikmah Di Balik Jilbab Muslimah

Harga : Rp. 42.500
Harga DiskonRp. 34.000
Penulis: Sufyan Bin Fuad Baswedan
Penerbit: Pustaka Al-Inabah


Editor Medis: dr. Sofia Rafiq Baraja & dr. Dania Qisty Baraja
Ukuran: 15.5 x 23.5 cm
Tebal: – hlm
Berat Total: 0.3 Kg


 Islam adalah satu-satunya agama yang sangat memuliakan wanita. Islam menjadikan wanita layaknya sebuah mutiara yang tak ternilai harganya, sehingga terjaga dari kerusakan dan tangan jahat yang ingin mengotorinya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan agama lainnya.

Rabu, 07 Agustus 2013

Berguru pada Malaikat Jibril

 Judul asli : Min haditsi Jibriil
 Penulis : Syaikh Dr. Abdul Adzim bin Badawi Al Khalafi
 Fisk : buku ukuran sedang, Softcover, 291 hal
 Penerbit : Pustaka Al Inabah
 Harga Rp 50.000

 Harga Diskon Rp 40.000

Imam  Muslim -rahimahulloh- telah  meriwayatkan sebuah hadits dalam Kitab Shahihnya ,   dengan sanadnya dari Yahya bin Ya'mur dia berkata:
 “Seorang yang pertama kali berbicara masalah takdir di Basrah adalah Ma'bad Al-Juhani. Maka saya bersama Humaid bin Abdurrahman Al-Himyari pergi untuk melaksanakan haji atau umrah. Kemudian kami berkata: ‘Kalau kita bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah  nanti kita akan bertanya   kepadanya   tentang   apa-apa   yang   telah dikatakan   orang-orang   itu   tentang   takdir.’   Maka kitapun   secara   kebetulan   bertemu   Abdullah   bin Umar  -rahimahulloh-  yang  sedang  memasuki  masjid.   Kemudian kami mengapit lengannya, salah seorang dari kami di kanannya dan salah seorang lagi di sebelah kirinya dan saya menyangka bahwa temanku itu akan mewakilkan kepadaku untuk berbicara. Maka aku katakan: ‘ Wahai Abu Abdirrahman, sesungguhnya di daerah kami telah muncul orang-orang yang membaca Al-Qur'an dan memisahkan antara Ilmu Allah (dengan perbuatan hamba, -pent) -kemudian Humaid bin Abdurrahman menjelaskan   tentang   mereka-   dan   mereka   juga meyakini bahwasanya tidak ada takdir dan bahwa setiap urusan itu berjalan begitu saja’. Kemudian Ibnu Umar berkata: ‘Apabila kamu bertemu dengan orang-orang itu maka katakan kepada mereka bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dari aku. Dan demi Dzat yang Abdullah bin Umar bersumpah   dengan-Nya,   kalau   seandainya   salah seorang di antara mereka memiliki emas sebesar Uhud kemudian dia infakkan semuanya, Allah tidak akan menerima darinya sampai dia beriman kepada takdir.’
Kemudian Ibnu Umar berkata lagi: ‘Telah memberikan hadits kepadaku bapakku Umar bin Al-Khaththab -Rodliallohu Anhu- , dia berkata:
"Ketika kami bersama Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-  pada suatu hari, tiba-tiba muncul kepada kami seorang laki-laki yang bajunya sangat putih sekali, dan rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas safar, dan kita satupun tidak ada yang mengenalinya. Sampai orang tersebut duduk kepada Nabi dan menempelkan lututnya kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua paha beliau . Kemudian dia berkata: ‘Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang   Islam!   maka   Rasulullah  menjawab: Islam adalah engkau bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan  yang  berhak  diibadahi  kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau berhaji ke Baitullah (Ka'bah) jika engkau mampu’. Lantas orang itu berkata: ‘Kamu benar’. Umar berkata: ‘Maka kami heran dengan orang ini, ia bertanya ia pula yang membenarkannya.’ Orang itu berkata:’ Beritahukanlah kepadaku tentang Iman! Rasululla menjawab: Engkau beriman kepada Allah,  malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir baik dan takdir buruk’. Orang itu berkata:’Kamu benar’. Kemudian ia bertanya lagi: ‘Beritahukanlah kepadaku tentang Ihsan!’,  Rasulullah berkata: ‘ Engkau  beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan apabila tidak mampu melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatmu’. Kemudian dia bertanya: ‘Beritahukanlah kepadaku kapankah hari kiamat itu terjadi?’ Rasullah menjawab: ‘Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.’ Dia berkata lagi:’ Maka kabarkanlah kepadaku  tentang  tanda-tandanya!’,   Rasulullah menjawab: ‘ Seorang budak yang melahirkan tuannya, dan engkau lihat orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, tidak berkhitan, penggembala kambing yang mereka soling berlomba-lomba meninggikan bangunan’. Umar berkata:’ Kemudian orang itupun pergi. Maka aku berdiam diri beberapa saat’. Setelah itu Rasulullah  bersabda: ‘Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa yang bertanya itu?’, Aku menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’. Beliau berkata: ‘Sesungguhnya dia adalah jibril yang mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian agama kalian."
      Hadits Ini dari Musnadnya Umar -Rodliallohu Anhu- . Muslim  -rahimahulloh- telah menyendiri dari Al-Bukhari -rahimahulloh-  dalam meriwayatkan hadits ini. Dan telah meriwayatkan hadits ini pula sebagaimana (disebutkan) dalam catatan kaki kitab Jami'ul ulum wal Hikam (1/94), Musnad Al-lmam Ahmad (367), Abu Dawud (4695), At-Tirmidzi (2610), An-Nasa'i (8/97), Ibnu Majah (63), Ibnu Mandah dalam Al-Iman (1,14), Thoyalisy (hal. 24), Ibnu Hibban (168 dan 173), Al-Ajurry dalam Asy-Syari'ah (hal 188-189), Abu Ya'la (242), Al-Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah (7/69-70) dan dalam Sya'abul Iman (3973) Al-Baghowi dalam Syarhus Sunnah (2), Al-Marwazi dalam Ta'zhimu Qadrish Shalah (363-367), Abdullah bin Ahmad dalam As-Sunah, dan Ibnu Kuzhaimah (2504).
Dan telah sepakat Al-Bukhari (50) dan Muslim (9) dalam mengeluarkan hadits ini dari Abu Hurairah.
    Dan hadits ini juga  telah diriwayatkan dari Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-   oleh lima orang sahahat, yang telah disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathnl Bari' [1/115-116] dan mereka adalah Abu Dzar riwayat Abu Dawud dan An-Nasaa'i, Ibnu Umar diriwayatkan oleh Ahmad, Ath-Thabarani dan Abu Nu'aim, Anas diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kholqi af'alil 'Ibad. Dan Al-Bazaar, ia berkata: Sanadnya hasan, Jarir bin Abdullah Al-Bajali, riwayat Abu 'Awanah, Ibnu Abbas dan Abu 'Amir Al-Anshori riwayat Ahmad dan ia berkata: Sanad kedua hadits ini adalah hasan.
   Imam Al-Qodhi 'lyadh berkata sebagaimana dalam Syarh An-Nawawi terhadap Shahih Muslim (1/158): Hadits ini mencakup keterangan seluruh tugas-tugas ibadah, baik yang lahiriyah dan batiniyah, dari pengikat-pongikat keimanan, amalan-amalan anggota badan, mengikhlaskan amalan-amalan yang tersembunyi, mcnjaga dari hal-hal yang merusak amalan. Sampai sesungguhnya ilmu-ilmu syariat seluruhnya kembali dan bercabang darinya. Kemudian ia berkata pula: Dan berdasarkan hadits ini dan bagian-bagiannya yang tiga, kami susun sebuah kitab yang kami beri nama "Maqoshidul Hisanfi ma Yulzimul Ihsan" dimana tidak keluar dari tiga bagiannya sedikitpun kewajiban-kewajiban, sunnah - sunnah, harapan-harapan, keharaman-keharaman, dan perkara-perkara yang makruh.
      Imam An-Nawawi -rahimahulloh-  berkata (1/160): "Danketahuilah bahwasanya   hadits   ini   mengumpulkan   berbagai macam ilmu, pengetahuan-pengetahuan, adab-adab dan hikmah-hikmah yang lembut. Bahkan hadits ini adalah pokoknya Islam sebagaimana yang telah kami nukilkan dari Al-Qodhi 'lyadh."
Imam Al-Qurthubi -rahimahulloh-  sebagaimana dalam Fathul Bari (1/125) berkata: "Hadits ini tepat untuk dikatakan sebagai induknya sunnah, karena perkara-perkarayang terkadung di dalamnya dari berbagai ilmu sunnah."
Imam Ibnu Daqiqil 'led -rahimahulloh-  dalam Syarah Arba'in berkata: "Hadits ini seperti induknya sunnah sebagaimana Al-Fatihah dinamakan induknya Al-Qur'an, karena kandungannya yang telah mengumpulkan makna-makna Al-Qur'an."
Imam Ibnu Rajab -rahimahulloh- berkata di dalam Jami'ul 'Ulum wal Hikam (1/97): "Ini adalah hadits yang agung yang mengandung keterangan seluruh agama ini, oleh sebab itulah Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam-  bersabda di akhir hadits: “ Dia adalah jibril yang mendatangi kalian untuk mengajarkan kalian agama kalian “ setelah menjelaskan tingkatan Islam, iman dan ihsan dan menjadikan semuanya itu adalah agama."   
    Buku ini adalah Syarah dari Hadits Jibril yang telah masyhur di tengah-tengah muslimin yang telah disebutkan jalur sanad nya diatas, yaitu hadits dari Musnadnya shahabat yang mulia Al Faruq Abu Hafsh Umar bin Al Khaththab -Rodliallohu Anhu-  . Adapun yang memberikan syarah, penjelasan dan  mengeluarkan faidah-faidah dari hadits tersebut adalah Syaikh Dr. Abdul Adzim bin Badawi Al Khalafi.
      Banyak faidah yang dapat dipetik dari hadits yang agung lagi mulia ini, mulai dari faidah dalam aqidah, ibadah, adab dan akhlak serta faidah-faidah berharga lainnya. Simak pembahsan nya dalam buku ini
 

Kamis, 10 Januari 2013

Dunia Kesenangan yang Semu

Ukuran : 13cm x 18cm: 
Tebal : 296 hal  
Penulis : 'Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim 
Harga buku : Rp 29.000,- 
Harga diskon : Rp 23.000,-
Dunia hanyalah tempat singgah sesaat, sementara akhir perjalanan kita adalah negeri akherat. Panggilan untuk melanjutkan perjalanan bisa saja datang setiap saat. Dan ketika panggilan itu datang kita harus segera pergi dan tidak dapat menolaknya.
 
Kebanyakan dari kita ketika memejamkan mata untuk mengakhiri aktifitas di malam hari, seakan telah mendapatkan jaminan bahwa keesokan harinya masih berkesempatan untuk membuka mata kembali. Masing-masing membayangkan aktifitas yang akan dilakukannya. Seakan dirinya akan hidup selamanya dan tidak akan pernah mati. Tidak ada sedikitpun persiapan yang dilakukan untuk menghadapi kematian, padahal boleh jadi itu adalah malam terakhir baginya, dan di pagi harinya dia tidak pernah lagi bangun dari tidurnya.
Dunia hanyalah tempat singgah sesaat, sementara akhir perjalanan kita adalah negeri akherat. Panggilan untuk melanjutkan perjalanan bisa saja datang setiap saat. Dan ketika panggilan itu datang kita harus segera pergi dan tidak dapat menolaknya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menggambarkan kehidupan kita di dunia ini bagaikan seorang penempuh perjalanan yang sedang berteduh sejenak di bawah sebuah pohon, kemudian pergi melanjutkan perjalanan. Karena itu sudah seharusnya kita lebih memikirkan untuk membangun rumah yang akan kita huni selamanya di akherat daripada rumah dunia yang hanya akan kita huni sesaat.
 
Buku membuka mata kita lebar-lebar betapa tidak berharganya dunia ini, sehingga dengan membacanya kita akan terbimbing untuk lebih memilih kehidupan akherat yang mulia ketimbang kehidupan dunia yang hina.

Senin, 19 November 2012

Ibunda Para Ulama

Pengarang : Sufyan bin Fuad Baswedan
Penerbit : Wafa Press
Berat : 0.5 kg
Harga : Rp 22.000

Harga diskon : Rp 18.000

Di balik pria yang agung, ada wanita agung di belakangnya. Demikian perkataan bijak yang menggambarkan besarnya peranan seorang wanita di balik dominasi pria. Mereka yang bekerja di balik layar sering terlupakan, padahal kepada merekalah amal jariyah terus mengalir melapangkan dan menerangi alam kuburnya. Wanita sebagai ibu yang mengandung, melahirkan, memelihara dan mendidik. Sehingga lahirlah orang-orang hebat, yang sejarah hidupnya mencengankan dunia.
Siapa yang tak mengenal Anas bin Malik salah satu dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits, Urwah bin Zubair tabi’in yang penuh hikmah atau Hasan al-Bashri Sang Mahligai Ilmu Kota Bashrah? Tapi tahukah kita? Bahwa di balik kecerdasan para ulama, kesalihan para ahli ibadah atau keberanian para mujahid, ada tangan lembut seorang wanita yang mendidik mereka. Sufyan bin Fuad Basweden, lewat bukunya mengajak kita mengenal wanita-wanita mulia itu, ibunda para ulama























"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"