Jumat, 29 Juni 2012

Ensiklopedi Larangan


 Penulis: ,Syaikh Salim Bin Ied Al-Hilali Saiz (cm): 21X29.5, Berat (gram): Total 5300
 Penerbit: Pustaka imam Syafii, 3 jilid
 Harga1 jilid Rp 140,000, Harga disc 25% Rp 105,000
 Harga 1 set Rp 420,000 Harga disc 25% Rp 315,000

Hampir setengah ajaran Islam berupa larangan yang harus dijauhi oleh ummatnya. Ini berarti, orang yang menjauhi seluruh larangan telah mengamalkan hampir setengah hukum Islam, dan sebaliknya yang melanggar seluruh larangan berarti telah melanggar hampir setengah ajarannya.

Buku Ensiklopedi Larangan karya Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali ini berisi larangan-larangan dalam Islam yang termuat dalam al-Qur-an dan hadits-hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Buku ini, dengan tema larangan-larangan dalam Islam yang cukup lengkap dan detil, terhitung langka.

Dan, Syaikh Salim sudah mengisi kelangkaan tersebut. Inilah salah satu letak keunggulan buku ini daripada yang lainnya, disamping tema-tema larangan yang diangkat disusun secara sistematis, disertai dengan penjelasan tentang pelajaran-pelajaran penting yang dapat diambil dari larangan-larangan tersebut juga kaidah-kaidah yang dikandungnya.

Buku ini penting dimiliki sebagai salah satu rujukan bermutu keluarga Muslim dan masyarakat Muslim pada umumnya karena isinya diperlukan kaum Muslim dewasa ini, tidak hanya untuk bekal dakwah, tetapi juga bekal untuk membangun pribadi Muslim yang baik, karena telah mengamalkan setengah ajaran Islam dalam bentuk menghindari larangan-larangan dalam Islam.

 “Benar-benar suatu kaum dari umatku akan ditolak dari telaga sebagaimana unta asing ditolak (dari kerumunan unta)”, maka aku berkata : “Ya Allah itu adalah umatku”, maka dikatakan : “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)





40 Karakteristik Mereka Yang Dicintai Allah


 Pengarang: Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi
Penerbit: PUSTAKA DARUL HAQ
Harga: Rp110.000,00
Harga Disc 25% Rp 82.500.-
Berat: 1,2 kg

Cinta Allah kepada hamba adalah suatu karunia yang tidak bisa diukur nilainya kecuali oleh orang yang mengetahui Allah (ma'rifatullah) secara baik. Cinta Allah kepada hamba merupakan salah satu sifat dari sifat-sifatNya yang wajib ditetapkan dan diimani. Sebaliknya, cinta hamba kepada Rabbnya adalah suatu kenikmatan bagi hamba itu sendiri. Tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang telah mengecap nikmatnya Iman. Hukumnya fardhu ain bagi semua makhluk, karena ia merupakan manifestasi dari tauhid itu sendiri. Oleh karena itu, seorang Mukmin yang mencintai Allah tidak boleh mencintai sesuatu yang dibenci oleh Allah, siapa pun dia dan apapun ia.

Buku Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi ini memaparkan kepada Anda tentang 40 karakteristik kekasih Allah. Semua pembahasan ini merupakan hasil jerih payah penulis dalam mengumpulkan ayat al-Qur`an dan hadits Nabawi yang berkaitan dengan kecintaan Allah terhadap hambaNya, sebab-sebab untuk mendapatkannya, dan pengaruh positifnya dalam kehidupan sehari-hari yang semuanya dikemas dalam bahasa yang mudah dan menakjubkan. Di antara keistimewaan buku ini adalah pencantuman referensi pada catatan kaki dan derajat hadits yang dikutip, sehingga pembaca terhindar dari pengamalan hadits dha'if dan maudhu'.

Pada akhir pembahasan, beliau memberikan tips bagaimana meraih surga dengan mudah, ialah sebuah tempat yang di dalamnya terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terbetik dalam hati. Mari berlomba meraih cinta Allah!!! 




AWAS! Dajjal Menyerang Rumah Anda!

Hidup di era kelam penuh fitnah ini sungguh tidak mudah. Dajjalnya sendiri belum kelihatan, namun jeratan sistemnya tetap tak dapat dianggap enteng. Setiap saat mesti waspada, setiap aspek kehidupan harus kita periksa ulang satu kali, dua kali bahkan berkali-kali untuk memastikan keamanannya dari jeratan sistem Dajjal.
Bapak, Ibu. Pernahkan anda berpikir bahwa kedatangan Dajjal sudah sedemikian dekat? Mungkin anda sudah berkali-kali mendengarkan ceramah yang memperingatkan fitnah Dajjal. Disebutkan dalam nash hadits tersebut:”....pagi hari seseorang masih beriman dan sore hari kafir.”. Begitulah ancaman riel saat ini.

Jika memikirkan dengan seksama apa maksud hadits tersebut, kita layak khawatir bahwa fitnah yang datang menyerang merupakan fitnah yang besar, atau fitnah yang sangat berbahaya. Riddah, atau murtad/Surut /atau mundur / atau berpaling dari kebenaran, bukan ancaman kecil atau ringan. Riddah akan memutuskan hubungan kita dengan segala kenikmatan yang dijanjikan Allah bagi orang-orang beriman di negeri Abadi.
 Darimana sajakah virus ”Riddah” atau sering disebut dengan virus ”MTS” (Murtad tanpa sadar) ? Jika Nabi Saw memperingatkan ummatnya dengan sedemikian keras akan bahaya ini, apakah itu berarti bahaya ini begitu tersebar sehingga orang beriman mudah sekali terkena bahaya ini? Jika begitu tersebar, tentunya kita harus mengenali dari mana saja sumber-sumber bahaya tersebut!
Kami ingin mengajak anda melihat ke dalam rumah anda sendiri, ke ruang keluarga anda. Ke tempat anda biasa bersantai bersama keluarga menikmati hiburan televisi maupun video. Lihatkah ke kotak penyimpanan keping-keping film tersebut, adakah film-film di bawah ini merupakan koleksi tontonan anak-anak anda:
Lion King (kartun animasi), semua seri
Chronicles of the Narnia (plus bukunya)
Lord of the Rings (plus bukunya)
Harry Potter (semua seri yang ada, plus bukunya)
Mickey Mouse serial Play House dan lain-lain
Toy Story
Ratatouille
Pocahontas
Aladdin
Brother Bear
Monster Inc
Ahhh, banyak sekali, tak mungkin disebutkan semua.
Dapat dikatakan semua film produksi negeri Barat, baik untuk anak maupun remaja maupun dewasa, patut dicurigai mengandung unsur-unsur pemurtadan. Sekali lagi kami katakan: Hampir-hampir kami tak dapat mengingat mana film produksi (khususnya) negeri Barat yang tidak mengandung unsur-unsur pemurtadan atau minimal pelecehan terhadap nilai-nilai yang benar.
Sekarang mari kita coba lihat apa yang ada di film-film tadi. Harap diketahui bahwa apa yang kami tulis di sini hanyalah sekelumit dari segunung contoh yang dapat anda lihat dan cari sendiri di internet.
  • Mengajarkan berbagai bentuk kemusyrikan misal dengan memperkenalkan ritual-ritual para penyembah berhala.
Film-film kartun yang seolah ”innocence” (suci /tidak bersalah) semacam serial kartun-kartun Walt Disney sering menyisipkan hal semacam ini. Padahal cukup banyak film-film tersebut ditujukan untuk anak usia pra sekolah atau bahkan balita. Film Brother Bear yang diangkat ke layar lebar jelas-jelas mengajarkan reinkarnasi dan penyembahan terhadap roh. Sedangkan kartun dengan tokoh Miki Tikus dan Donal Bebek yang sudah dipasarkan sejak puluhan tahun yang lalu, secara samar sering memasukkan unsur-unsur ini. Bahkan konon Walt Disney adalah anggota gereja setan, dan bahwa taman hiburan Disneyland merupakan tempat mereka merekrut anggota-anggota muda dan tempat mereka melakukan ritual. Silahkan cari di internet, klik namanya dan anda akan mendapatkan banyak informasi dan bantahan-bantahannya sekaligus. Silahkan mengambil kesimpulan sendiri.
  • Menjungkir-balik-kan banyak nilai-nilai misalnya dengan berusaha menanamkan ide ”perdamaian dunia” yang semu.
Konsep “perdamaian dunia” yang mereka usung adalah dunia yang serba di-sama rata-kan, misalnya dalam balutan program “anti kekerasan” sampai-sampai ikan hiu (Bruce dalam Finding Nemo) mempunyi slogan “fish are friends, not food”. Atau Simba dalam Lion King dalam pelariannya ke hutan diajarkan makan daun-daunan dan ulat sebagai ganti daging. Bukankah sahabatnya di hutan adalah Pumba si babi hutan dan Timon si meerkat? Berbagai penjungkir-balikkan nilai merupakan jembatan untuk pemurtadan itu sendiri. Konsep ”perdamian dunia” merupakan konsep topeng mereka yang sebenarnya ingin menguasai dunia. Cerminannya dapat kita lihat di dunia politik global di mana mereka memerangi bangsa-bangsa bahkan menyerang negeri-negeri dengan berbagai alasan ”mulia” seperti: menghentikan kediktatoran, mencari senjata pemusnah massal, memerangi teroris dan lain-lain. Namun yang tampak oleh kita adalah pembantaian rakyat dan kampung-kampung yang tak berdaya.
  • Menyisipkan pornografi dan pornoaksi bahkan dengan cara yang sangat tak kentara.
Pornografi yang diperkenalkan kepada anak usiamumayyiz (7-10th-an), akan berefek buruk dalam diri anak. Pembahasan ini dapat diperjelas dari pembahasan seorang Psikolog , ibu Elly Risman, dalam berbagaiseminar parenting-nya tentang bahaya pornografi bagi anak. Perkenalan terhadap masalah sex, jika tidak langsung dibarengi dengan penanaman nilai benar salahnya, akan memberikan jejak berdampak buruk di otak anak. Dalam film-film kartun ternyata sudah sering ditemukan gambar porno yang cukup vulgar namun sekelebat/ atau hanya satu picture (namun jika film tersebut di freeze akan tampak jelas). Meskipun sekilas, gambar tersebut tetap masuk ke otak dan tersimpan di sana.
Selain dalam bentuk gambar, pornografi dan porno aksi juga dimasukkan dalam alur cerita yng tersamar. Misalnya memasukkan sosok dewa/peri simbol sex ”Pan”. Ya, namanya P A N, mengingatkan kita tentang nama panggung seorang musisi lokal yang disidang karena penyebaran video porno berbau ”orgy”. Ini dapat dilihat dalam serial Narnia, ketika Tumnus (sosok Pan yang disamarkan) mengajak tokoh gadis kecil ke gubuknya. Panadalah simbol pedofili yang sudah dikenal luas dalam dunia para penyihir modern dan diambil dari mitos-mitos lama dalam ritual pemujaan setan.
Pornografi dan pornoaksi merupakan jalan paling efisien untuk memalingkan manusia dari dzikrullah, bahkan ketika sudah ter-obesesi, maka jiwa yang terbelenggu nafsu akan semakin menyimpang dari jalan Allah. Dan sebagaimana yang dapat kita simpulkan dari ulasan di bagian ini, ternyata hisbusysyaithan bahkan akan membawa manusia kepada penyembahan terhadap setan itu sendiri.
  • Menyisipkan nilai homosexualitas, baik simbolis maupun terang-terangan.
Masalah Homosexualitas alias liwath sebenarnya masuk dalam urusan nafsu sex, namun karena penyimpangan ini sangat dimurkai Allah dan kini bahkan semakin didukung oleh kelompok-kelompok pendukung hisbusysyaithan,maka kita perlu memberi perhatian yang cukup tentang ini. Film Teletubbies yang diluncurkan BBC beberapa tahun yang lalu disinyalir sarat kampanye kaum liwath. Tokoh-tokoh seperti alien yang diberi simbol-simbol tersembunyi lewat kostumnya, diluncurkan sebagai idola balita. Tokoh-tokoh ini juga memainkan peran transgender dalam tingkah lakunya. Selain itu serial ini juga mempromosikan kemusyrikan dengan sangat tersamar lewat kehadiran matahari bermuka bayi. Ini mengacu pada konsep modern tentang orang-orang yang memuja diri sendiri dengan menciptakan ”the god that looks like me”.
  • Mempromosikan aktivitas mengkhayal secara sangat berlebihan sehingga tak lagi diketahui batas-batas dengan dunia nyata, bahkan sudah meninggalkannya sama sekali.
Mengkhayal sebenarnya bagian dari aktifitas kekanak-kanakan yang dalam batas-batas tertentu memang dibutuhkan untuk perkembangannya. Mengkhayal dapat memvisualkan sesuatu yang belum pernah dijumpai seseorang. Namun jika dilakukan berlebihan, mengkhayal akan menyesatkan manusia dari dunia nyata tempat ia hidup. Dunia khayal juga dikhawatirkan dapat dimanipulasi oleh jin dan setan yang berkeliaran kadang di dalam diri manusia, sehingga seolah si manusia akan ”diajak” ke dunia mereka. Padahal itu mustahil.
Dimensi manusia dan jin berbeda, sehingga mustahil manusia dapat ikut ke dunia ghaib hanya oleh ajakan jin. Hanya Allah yang Mampu menguba-ubah dimensi makhluk-makhlukNya sehingga mampu berada di wilayah yang berbeda. Yang mampu dilakukan jin dan setan hanyalah memasukkan khayalan tentang dunia aneh yang mereka ciptakan dalam pikiran manusia (halusinasi). 
 Kembali ke masalah eksploitasi khayalan dalam film-film dan hiburan untuk anak. Dengan memanfaatkan dunia khayal, para musuh Islam dengan leluasa memasukkan segala unsur mitos dan khurafat yang pada hakekatnya tidak ada sama sekali. Kalau kita perhatikan, unsur-unsur yang dimasukkan bukan hanya yang bernuansa ceria sesuai peruntukkan anak, namun juga yang menyeramkan, bahkan yang sadis (dalam bentuk kartun). Sejak puluhan tahun yang lalu dunia khayalan ini sudah digunakan, misalnya film Alice in the wonderland, kemudianWizard Oz dan lain-lain. Promosi dunia khayal yang direlease akhir-akhir ini misalnya NarniaLord of the rings dan banyak-banyak lagi.
  • Mengajarkan sihir baik dalam bentuk-bentuk aslinya maupun dalam aktivitas sehari-hari dunia kanak-kanak.
Sihir adalah perbuatan jahat yang bahkan dapat mengeluarkan seseorang dari keimanan. Dengan potensi bahaya yang sebesar itu, sudah selayaknya dunia sihir dijauhi oleh orang beriman. Ketika anak-anak kita disuguhi tontonan yang membolehkan sihir, menganggapnya wajar, bahkan mempromosikannya, maka apakah kita akan heran ketika mereka tumbuh menjadi anak menyimpang, pembangkang terhadap Allah, gemar menggunakan kekuatan-kekuatan curang untuk mencapai tujuan dan tidak ragu-ragu mencelakakan orang lain? Ternyata dunia hiburan anak sarat dengan promosi sihir baik pada film-film untuk balita sampai remaja dan dewasa. Jenis filmnya juga beragam, film kartun, animasi, film biasa, serial televisi, games bahkan film iklan.
Seolah ada perintah serentak untuk mempromosikan aktifitas sihir secara sangat massif. Jika kita ke pasar-pasar, maka diantara mainanan anak-anak ada mainan tongkat sihir, topi nenek penyihir dan benda-benda yang mewakili dunia itu, meskipun hanya mainan. Proses pembiasaan terhadap dunia sihir merupakan jalan yang sempurna untuk mempersiapkan kedatangan Dajjal si tukang sihir.
Mungkin sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas dalam kaitan bahaya-bahaya hiburan merusak ini. Namun yang terlebih penting di sini adalah bangkitnya kesadaran akan nyatanya bahaya yang sudah masuk ke dalam rumah-rumah kita. Sebagaimana hadits Nabi SAW berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتٌّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ... وَفِتْنَةٌ يَدْخُلُ حَرْبُهَا بَيْتَ كُلِّ مُسْلِمٍ
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: "Enam tanda-tanda kiamat: ...dan muncul fitnah yang serangannya masuk ke rumah setiap orang muslim..." (AHMAD - 20988)

Musuh dalam Selimut

 
Penulis: Ummu ‘Affan dan Ummu Abdirrahman

Globalisasi membuat dunia seakan tanpa batas. Salah satu ‘hasil’-nya, tayangan-tayangan televisi mengalir deras mewarnai kehidupan sebagian besar rumah tangga muslim tanpa terbendung. Ini jelas membawa implikasi serius. 

Tanpa disadari, kerusakan akhlak telah terjadi ancaman di depan mata.
Kususun tulisan yang sederhana ini, menghimpun akibat buruk media televisi dan media audiovisual lainnya.

Yang pertama, melalui layar televisi dan media sejenis, seseorang akan memandang wanita, padahal hal ini diharamkan, sama saja apakah memandang kepada diri wanita tersebut atau sekedar gambarnya. Firman Allah –Subhanahu wa Ta’ala- :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaknya mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka.” (An-Nur: 30)

Apabila memandang wajah wanita tidak diperbolehkan, bagaimana pula dengan orang yang melihat rambut wanita, terkadang dada bahkan seluruh tubuhnya, seakan-akan wanita tersebut hewan yang berjalan diatas bumi. Semua itu, biasanya menimbulkan keinginan atau fantasi untuk melakukan hal-hal yang Allah haramkan kaitannya dengan hasrat seksual.

Demikian pula seorang wanita akan memandang laki-laki, sementara seorang wanita berdosa apabila memandang laki-laki. Allah –Suhanahu wa Ta’ala- berfirman:
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan-pandangan mereka.” (An-Nur: 31)

Yang kedua, media ini menayangkan sisi buruk kehidupan masyarakat Barat serta visualisasi tentang gaya hidup musuh-musuh Islam yang acap ditiru oleh kaum muslimin.
Padahal Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Barangsiapa ,menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dihasankan oleh Ibnu Taimiyyah, Ibnu Hajar, dan Asy-Syaikh Al-Albani sebagaimana dalam Jilbabul Mar’ah Al-Muslimah, hal 203-204, dan juga oleh Asy-Syaikh Muqbil)

Yang ketiga, menonton televisi berarti telah menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak ada manfaatnya, sementara Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Dua nikmat yang sebagian besar manusia terlena karenanya, kesehatan dan waktu luang.” (Shahih, HR. Al-Bukhari)

Yang keempat, shalat pun terabaikan dari waktunya. Terkadang berkumandang panggilan shalat ketika sebuah acara TV berlangsung, namun ia tidak menyambutnya hingga tuntasnya acara. Atau ia pergi menunaikannya, namun hatinya tersibukkan oleh keinginan untuk kembali mengikuti kelanjutan tayangannya itu, sehingga menghilangkan kekhusyukan shalatnya. Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
” Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, yaitu yang lalai dari salatnya.” (Al-Ma’un: 4-5)
“Sesungguhnya salat itu adalah ketetapan yang telah ditentukan waktunya bagi kaum yang beriman.” (An-Nisa: 103)

Yang kelima, anak-anak terdidik oleh keyakinan-keyakinan yang merusak melalui film-film kartun. Padahal cukup bagimu hukum haramnya gambar hewan dan mahluk-mahluk yang bernyawa, yang Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah memperingatkannya. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya pembuat gambar-gambar ini mereka akan diadzab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka: ‘Hidupkanlah ciptaanmu ini’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Apa yang akan kita lihat dalam diri anak yang belajar dari film kartun? Bertakwalah pada Allah, wahai ayah bunda! Isilah waktu anak-anak kita dengan kesibukan menghapan Al-Quran maupun Sunnah Rasul-Nya –shalallahu ‘alaihi wa sallam-, karena kita akan ditanya tentang mereka pada hari kiamat nanti. Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; di dalamnya terdapat malaikat-malaikat yang keras lagi kasar yang tidak pernah memaksiati Allah dalam apa yang diperintahkan pada mereka dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan pada mereka.” (At-Tahrim: 6)

Yang keenam, ketika menyaksikan televisi tentu juga akan mendengar nyanyian yang telah diharamkan oleh nash Al-Quran dan As Sunnah serta kesepakatan salafush shalih, Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
Dan ada sebagian manusia yang membeli perkataan yang sia-sia untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa ilmu dan ia menjadikannya sebagai permainan.” (Luqman: 6)
Nabi –shalallahu ‘alaihi wa sallam- pun bersabda:
“Sungguh akan ada dari kalangan umatku suatu kaum yang menghalalkan zina dan sutra (bagi laki-laki) serta khamr dan nyanyian.” (HR. Al-Bukhari secara mu’allaq, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no.91)

Yang ketujuh, tak jarang terjadi pelecehan terhadap sejarah hidup Nabi –shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan para shahabat melaui sandiwara atau film yang didalamnya berisi sesuatu yang tidak benar tentang beliau –shalallahu ‘alaihi wa sallam- maupun para shahabat. Ini termasuk kedustaan atas Nabi –shalallahu ‘alaihi wa sallam- Beliau bersabda:
“Barangsiapa yang membuat kedustaan atasku dengan sengaja maka hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Yang kedelapan, televisipun ikut menyebarkan perkara bid’ah, padahal Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- memberikan ancaman:
“Dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Ahmad dan yang lainnya)
“Barangsiapa mengada-adakan sesuatu didalaam agama kami ini yang bukan darinya maka tertolak”.: (Shahih, H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Yang kesembilan, televisi menyebarkan berita, baik yang benar maupun yang tidak benar kepada pemirsanya. Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah memperingatkan kita dari menukilkan setiap berita atau setiap perkara yang kita dengar:
“Cukuplah seorang dikatakan pendusta bila ia menyampaikan setiap apa yang ia dengar.” (Shahih, HR. Muslim)

Yang kesepuluh, setelah pemilik televisi meninggal dunia ia mewarisi kemaksiatan bagi anak-anaknya, sementara Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Barangsiapa membuat suatu sunnah yang jelek di dalam Islam maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikutinya setelahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (Shahih, HR. Muslim)

Yang kesebelas, setelah Isya’ (prime time) di televisi selalu ditayangkan berbagai acara ‘menarik’. Demikian terus hingga tengah malam, hingga manusia tersibukkan dari berdzikir kepada Allah, padahal setiap sepertiga malam yang akhir Allah turun ke langit dunia dan berfirman:
“Siapakah yang berdoa kepada-Ku, hingga Aku mengabulkannya? Siapakah yang meminta pada-Ku yang Aku akan memberinya? Siapakah yang meminta ampunan-Ku hingga Aku akan mengampuninya? ” (Shahih, HR. Al Bukhari dan Muslim)
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- melarang berbincang-bincang kosong setelah Isya’. Lalu bagaimana halnya orang yang begadang dalam keadaan maksiat?

Kedua belas, seorang yang terbiasa menikmati televisi berarti menenggelamkan dirinya dalam kemaksiatan, hingga dirinya tidak lagi merasa tengah bermaksiat. Ibarat ungkapan, terlalu banyak sentuhan akan menghilangkan kepekaan.
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Fitnah itu terbentang dalam hati sebagaimana tikar selapis demi selapis. Hati manapun yang menyambutnya, maka fitnah itu akan meninggalkan satu noda hitam, sedangkan hati itu ada dua, hati yang putih seperti batu karang yang tidak akan berpengaruh padanya satu fitnah pun selama masih ada langit dan bumi, dan yang lain hati yang hitam, yang tidak mengenal baik dan tidak mengingkari perkara yang mungkar, ia semata-mata mengikuti hawa nafsunya.” (Shahih, HR. Muslim)

Ketiga belas, seringkali televisi menayangkan berita kecanggihan persenjataan kaum kuffar, atau berita membesar-besarkan kekuatan Amerika, Rusia atau negara-negara kafir lainnya. Ini menyebarkan kegelisahan dan acap membuat kaum muslim takut terhadap musuh-musuhnya dan melupakan kekuasaan Allah serta keperkasaan- Nya. Yang demikian ini adalah salah satu siasat musuh-musuh Islam –semoga Allah menghancurkan mereka-. Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
“Orang-orang musyrik itu tidak menjaga hubungan kekerabatan dengan orang-orang mukmin dan tidak pula menunaikan perjanjian, dan mereka itulah yang melampaui batas.” (At-Taubah: 10)
“Apakah kalian takut kepada mereka, sementara Allah-lah yang lebih berhak untuk kalian takuti jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (At-Taubah: 13)

Keempat belas, berbagai tayangan televisi secara tidak langsung mengajarkan cara-cara mencuri, merampok, dan tindak kriminal lainnya. Bahkan juga ditayangkan cara pembuatan khamr. Demikian seterusnya.. .

Kelima belas, ingatlah sabda Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-
“Tiga golongan yang tidak dilihat Allah pada hari kiamat: orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayyuts.” (HR. Ahmad dan An-Nasai, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3071)
Dalam lafadz Ahmad:
“Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka: pecandu minuman keras, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan dayyuts orang yang membiarkan kemaksiatan dalam keluarganya. “

Dan dari hadits di atas, kita ketahui bahwa dayyuts adalah orang yang ridha keluarganya berbuat kemungkaran di dalam rumahnya. Maka kita pun hendaknya menyadari bahwa seluruh bahaya di atas adalah kemungkaran yang terjadi di dalam rumah kita. Apakah kita rela jika kelak Allah tidak melihat kepada kita pada hari kiamat nanti? Kita memohon pada Allah ampunan dan keselamatan, serta memohon agar Allah memberi taufiq kepada kita untuk menaati-Nya.

(Diterjemahkan secara ringkas dan dengan sedikit perubahan dari ‘Isyruna Mafsadah min Mafasid At-Tilifza karya Khalid Al-Ghurbani. Tulisan ini pernah diperlihatkan oleh penulis kepada Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i –rahimahullah- dan beliau menganjurkan agar disebarkan)
Asy Syariah Vol 1/No. 04/Desember 2003/ Syawwal 1424 H

Takut Kepada Allah, Sudahkah Anda Melakukannya?


Harga : Rp 49.000
Harga Disc: Rp 36.750 ( Diskon 25% )
Pengarang : Muhammad Syauman bin Ahmad ar-Ramli
Penerbit : Pustaka Ibnu Katsir
Berat : 0,5 Kg

Kondisi Umat Islam saat ini, sungguh sangat memperihatinkan. Mereka sangat jauh dari tuntunan Al-Qur’an dan petunjuk sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم . Mereka tidak lagi peduli apakah perbuatan mereka masih dalam koridor yang dibenarkan oleh agama ataukah telah menyimpang darinya. Perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya mereka tinggalkan dan tidak mereka pedulikan, sementara larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya mereka langgar dan mereka abaikan siang dan malam, tanpa ada perasaan bersalah maupun takut akan murkan dan azab Allah kepada mereka.

Maksiat dan dosa kita saksikan begitu merajalela di lingkungan kita, bahkan sebagiannya telah menjadi sesuatu yang legal dan dipandang lumrah. Mengonsumsi minuman keras dan berjudi telah menjadi aktifitas harian sebagian orang. Bahkan pergaulan bebas dengan lawan jenis dan perzinahan kini telah menjadi gaya hidup yang tidak hanya dianut oleh masyarakat perkotaan namun telah merambah jauh hingga ke pedesaan.

Dalam aktifitas mencari rizki banyak dari mereka tidak lagi menjaga norma-norma dan memperhatikan rambu-rambu agama. Istilah halal dan haram tidak berlaku bagi mereka, yang ada dalam pikiran mereka hanyalah bagaimana cara meraup keuntungan sebsar-besarnya.
Fenomena di atas tidak terlepas dari jauhnya kaum muslimin dari tuntunan agama mereka. Ketika seseorang tidak lagi takut kepada Allah, maka ia akan kehilangan kontrol dan tidak lagi peduli pada sepak terjangnya, apakah itu posotif ataukah negatif. Dia lalai bahwa di atas sana ada dzat Yang Maha Melihat lagi Maha mendenganr, Yang senantiasa menyaksikan dan mengetahui setiap ucapan dan gerak-geriknya, sekecil apapun itu.

Generasi terdahulu, baik dari kalangan para sahabat nabi صلى الله عليه وسلم , Tabi’in dan orang-orang setelah mereka, merupaka teladan dan contoh yang baik bagi kita dalam masalah ini. Berbagai kisah menakjubkan tentang rasa takut Mereka kepada Allah akan kita jumpai dalam buku ini Dan dengan membacanyan kita akan dapat bercermin dan mengukur sampai sejauh mana rasa takut kita kepada Allah, sehingga dengan demikian kita termotivasi untuk terus mengejar ketertinggalan kita dalam hal ini.

Temukan kembali rasa takut kepada Allah yang telah hilang dari diri anda dengan mengikuti petunjuk terapi pada buku ini. Dan raihlah berbagai mamfaat besar baik di dunia maupun di akhirat.

Pesona SURGA


Penulis : 'Abdul Halim bin Muhammad Nashshar as-Salafi
Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafiie
Harga Rp 120,000
Harga Disc 25 % Rp 90,000 

 Pesona Surga ... Siapakah yang tidak mau memasukinya?

Penjelasan lengkap perihal segala kenikmatan Surga yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ...
Saya katakan—hanya Allah Ta’ala pemberi taufik—bahwa membaca buku ini diumpamakan seperti sedang mengunjungi Daarus Salaam (Surga) dalam keadaan terjaga, tidak melalui mimpi. Adakah yang lebih dicintai oleh seorang Mukmin daripada dibukakannya pintu Daarus Salaam untuknya, kemudian dikatakan kepadanya: “Silakan, wahai kekasih Allahk; hiasilah matamu, jiwamu, dan seluruh inderamu dengan beragam kenikmatan tetap berupa sungai-sungai Surga, istananya, bidadarinya, permadaninya, tempat tidurnya, makanannya, minumannya, naungannya; serta lihatlah keridhaan dan ucapan salam Allahkkepada penghuninya!”

Itulah perumpamaan membaca buku karya ‘Abdul Halim as-Salafi ini.

Satu hal yang mesti diketahui oleh pembaca sebelum membacanya adalah bahwa apa yang akan ia saksikan dalam kunjungan ini merupakan sesuatu yang benar dan yakin adanya, tanpa diragukan lagi. Karena rujukan buku ini merupakan kumpulan ayat-ayat al-Qur-an; juga hadits-hadits yang shahih sanadnya dan populer periwayatannya, serta relevan dengan al-Qur-an.

Demikianlah, kami tidak dapat mengapresiasi lebih selain memberi selamat kepada setiap pembaca buku ini atas kunjungannya ke Daarus Salaam (Surga), seraya berpesan: “Berhati-hatilah, jangan sampai musuhmu (syaitan) mengeluarkan kamu dari Surga, sebagaimana yang dialami oleh nenek moyangmu (Adam dan Hawa). Semoga keduanya dan dirimu diberikan keselamatan oleh Allah Ta’ala.”


SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZA-IRI
(Staf Pengajar di Masjid Nabawi, Madinah)

Menyoal Rutinitas Perayaan Bid'ah Sepanjang Tahun


 Penulis : 'Abdullah bin 'Abdul 'Aziz at-Tuwaijiri
 Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii
Harga Rp 120,000,-
Harga Disc 25 %Rp 90,000,-

Pro dan kontra tentang perayaan hari-hari besar dalam Islam telah berlangsung sejak sekian lama. Umat Islam terpecah menjadi dua kelompok di antara yang setuju dan tidak setuju. Yang perlu diketahui, fenomena seperti ini (pelbagai perayaan pada tarikh-tarikh khas tertentu) belum pernah berlaku pada zaman Nabi dan dua generasi setelahnya. Kerana itulah ia menjadi sebahagian dari perkara-perkara baru yang dimasukkan ke dalam agama (Islam) oleh penganutnya. Maka di sini kita perlu menelitinya semula kenapa ia berlaku dan bagaimanakah hukum-hukum berkaitan dengannya dan kesan-kesannya kepada masyarakat dan umat Islam supaya menjadi jelas mana yang termasuk ke dalam kategori terlarang dan mana yang bukan.

Bagaimana sebenarnya hukum merayakan hari-hari tertentu yang belum pernah disyari'atkan oleh Sunnah dan bagaimana pula hukum berkaitan amalan-amalan tahunan yang diwujudkan ke dalam agama Islam oleh para penganutnya menurut perspektif syari’at Islam? Adakah ia tergolong amalan yang tercela atau yang mulia? Seterusnya akan muncul pula persoalan, adakah istilah bid’ah hasanah dalam Islam dan bagaimana memahaminya? Ataukah apa jua jenis bid’ah itu automatik sesat dan menyesatkan? Dengan itu, karya ilmiah ini wajar diteliti, dihayati, ditela'ah, dan difahami oleh setiap Muslim berdasarkan judulnya sahaja sudah menunjukkan agak bersifat kontroversi.

Buku ini merupakan thesis penulis bagi tujuan meraih gelaran master. Ianya mengulas dan membentangkan secara ilmiah dan sistematik perihal hari raya, hari besar, dan amalan rutin tahunan yang dilakukan sebahagian besar umat Islam di sebahagian tempat atau seluruh dunia, seperti Maulid Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Isra’ Mi’raj, tahun baru Hijriyah (pesta Ma'al Hijrah), hari raya Nairuz (pesta Tahun baru), sambutan nisfu Sya'aban, hari Asyura, mandi safar, hari ulangtahun, hari haul ulama-ulama tertentu, hari sial pada bulan-bulan tertentu, dan pelbagai lagi lainnya berserta amalan-amalan rutin tertentu di setiap tahun, sedangkan ianya tidak pernah ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam apatah lagi disunnahkan. Penulis membentangkan satu per satu rutin dan ulangan ibadah dan perayaan dari bulan ke bulan lainnya sepanjang tahun, serta menyebutkan pendapat kelompok-kelompok umat Islam yang pro dan kontra terhadapnya, seterusnya menyebutkan pula dalil bagi setiap kelompok terlibat. Kemudian, beliau memberikan ulasan berdasarkan pendapat-pendapat ulama generasi awal dan dalil-dalil dengan menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai hakimnya. Buku ini adalah asli hasil sebuah penelitian dan kajian yang sangat ilmiah, tidak membawa bendera mazhab atau mana-mana kumpulan pun, sehingga kesimpulan hukumnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga. Dengan itu, selamat mengkaji dan meneliti.

Menyelisik Alam Malaikat


Penulis : Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab al-'Aqil
Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi'i
Harga : Rp 100,000
Harga Disc 25% Rp 75,000 


Deskripsi :
Sadarkah kita bahwa setiap saat, di mana pun kita berada, selalu ada Makhluk yang hadir bersama kita. Makhluk yang satu ini diciptakan dari nur (cahaya) sehingga memiliki karakter yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu manusia, jin, hewan, dan tumbuhan. Makhluk ini memiliki kelebihan yang banyak dibanding makhluk lain, dan yang paling istimewa adalah mempercayai keberadaannya merupakan salah satu rukun iman yang tanpanya iman seseorang dianggap cacat. Makhluk itu adalah Malaikat.
 
Ironisnya, hingga kini, pengetahuan umat Islam tentang Malaikat hanya berkutat pada sepuluh nama Malaikat beserta tugas-tugas mereka. Padahal, pengetahuan tentang mereka secara lebih lengkap akan banyak memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan seorang Mukmin. Dan ternyata, kalau kita telisik banyak sekali informasi tentang mereka di dalam al-Qur-an dan as-Sunnah yang belum kita ketahui.
 
Buku ini mengupas dan menyelisik lebih jauh informasi tentang Malaikat dari sumber-sumber yang valid dari al-Qur-an dan as-Sunnah; berapakah jumlah mereka sebenarnya, apa saja tugas-tugas mereka, seperti apa sifat, sikap, dan karakter ciptaannya, dan banyak informasi lain serta dampak positif yang dihasilkan dengan banyak mengenal kehidupan mereka?
Penulis buku ini juga menambahkan informasi tentang pe-mahaman sekte-sekte lain dari ahli kalam dalam teologi Islam, juga menurut keyakinan Yahudi, Nashrani, ahli Filsafat, kaum musyrikin Arab, Hindu, Budha, dan kaum paganisme lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengkritisi sekaligus membantah pemahaman mereka yang bertentangan dengan ‘aqidah Islam yang shahih menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"