Senin, 04 Juni 2012

Nasihat untuk Para Wanita yang Berinternet

Aku adalah seorang gadis berusia 23 tahun. Aku mengalami kondisi kejiwaan yang buruk. Pemicunya adalah tingkah lakuku yang ngawur dan tanpa perhitungan. Aku mengakui kesalahanku. Aku terseret di dalamnya hingga aku tenggelam di laut penyesalan.
 
Ayahku meninggal. Kematiannya meninggalkan kekosongan psikologis dan emosional yang lebar pada diriku. Aku lari ke internet, sebagai pelarian dari kesedihan dan kepedihan yang diciptakan oleh kematian ayahku. Melalui internet, aku mengenal teman-teman laki-laki dan perempuan. Aku berbincang-bincang dengan mereka berjam-jam. Tidak lama berselang, aku mengenal seorang pemuda yang tinggal di kota tidak jauh dari kota tempat aku tinggal. Kami berbincang tentang banyak hal. Dia meminta nomor teleponku, tetapi aku menolak. Setelah dia meminta berkali-kali, aku memberinya nomor HP-ku. Selanjutnya dia sering meneleponku, yang akhirnya berlanjut dengan pertemuan di tempat umum setelah aku menolaknya berkali-kali.
 
Dalam kesempatan lain aku mengenal pemuda lain. Dia ahli internet. Darinya aku banyak belajar tentang apap yang aku tidak tahu. Kami berbicara bermacam-macam hal. Seperti yang pertama dia meminta nomor teleponku dan bertemu, akupun memenuhinya. Demikianlah kelakuanku yang buruk.
Yang ketiga adalah pemuda yang paling lembut dan aku merasa mencintainya. Sampai akhirnya kakakku mengetahui hal ini dan menasihatiku untuk meninggalkan mereka. Aku berjanji kepadanya, sekedar untuk membuatnya diam.
 
Akhirnya datanglah seorang pemuda yang baik datang melamarku. Aku sangat bahagia karena inilah jalan keluar untuk mengakhiri hubunganku dengan internet. Lamaran telah disepakati. Aku mengakhiri hubungan dengan ketiga pemuda sebelumnya. Salah seorang di antara mereka tidak terima. Dengan kemampuan internetnya dia mengawasi dan membuka e-mailku. Dia membuka surat-suratku kepada pemuda lain dan juga surat-surat mereka kepadaku. Dia mencetaknya dan mengirimnya ke alamat rumahku. Ketika aku membukanya, nyaris aku jatuh pingsan. Dengan cepat aku membakarnya karena takut diketahui oleh calon suamiku yang telah mencintaiku dan akupun mencintainya.
 
Aku selalu dihantui kecemasan akan terkuaknya rahasia ini. Aku merasa berdosa kepadanya. AKu hidup dalam ketakutan yang besar, setiap ada bunyi bel pintu, HP atau surat khusus untukku…
 
Aku memohon kepadamu, sebarkanlah suratku ini, agar bisa menjadi pelajaran bagi para gadis yang suka bermain-main di depan komputer untuk mencari hiburan, akan tetapi justru terjerumus ke dalam jebakan orang-orang rendahan.
asy-Syamsi.net via Korban-korban Lelaki Hidung Belang, Pustaka eLBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"