Rabu, 03 September 2014

Cinta Rasul Antara Berlebihan Dan Menyepelekan


Penulis : Al-Allamah Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdil Lathif
Syaikh Abdul Lathif bin Muhammad al-Hasan
Harga : Rp.32.000,-
Harga Diskon : Rp 25.000,-
Deskripsi : xiv + 236 hal.(B)

Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam termasuk di antara kewajiban fundamental bagi setiap Muslim, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Tidaklah salah seorang dari kalian beriman hingga aku lebih dia cintai daripada anaknya, bapaknya, dan semua manusia. Di tengah kaum Muslimin, -dalam masalah mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- terdapat dua kelompok ekstrim. Kelompok pertama, mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara berlebihan, sehingga secara tidak sadar mereka telah memposisikan beliau layaknya Tuhan yang mampu memberikan manfaat dan menghilangkan mudarat. Perhatikanlah ulasan tentang al-Burdah di dalam buku ini; niscaya Anda akan mendapatkan bahwa kecintaan dan pujian berlebihan terhadap beliau, telah menjerumuskan sebagian kaum Muslimin ke lembah syirik. Kelompok kedua adalah sebaliknya, bersikap lalai, meremehkan, dan asal-asalan dalam menjalankan kewajiban mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; hingga mereka hampir tidak mengenal beliau kecuali nama belaka. Kedua titik ekstrim ini tidak memiliki tempat dalam Syariat dan as-Sunnah yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ajarkan. Apa saja bentuk-bentuk penyimpangan dalam mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Apakah memperingati maulid nabi termasuk bagian dari ungkapan rasa cinta kepada beliau? Apa saja kewajiban seorang Muslim kepada beliau? Bagaimana bentuk-bentuk kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sesuai dengan Syariat Islam? Bagaimana sikap tengah-tengah Ahlus Sunnah yang mesti kita ikuti? Temukan jawabannya dalam buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"