Rabu, 23 Mei 2012

Sang Liberalis


Penulis : Abu Umar Basyir
Penerbit Shofa Publika
Harga Rp 32000
Harga Diskon  Rp 26.000
Sederhana saja kok. Dalam mimpi itu aku merasa duduk di sebuah meja yang besar sekali. Besar yang tak lumrah. Di atas meja itu bertumpuk buku-buku dalam jumlah yang sangat banyak yang tak bisa kuperkirakan berapa buah. Ada yang kecil, sedang, besar, bahkan ada yang sangat besar dan tebal sekali, mirip kamus Al-Munjid, bahkan lebih tebal lagi.

Aku tengah membaca salah satu buku tersebut, ketika secara tiba-tiba muncul api besar melahap segala yang ada di hadapanku. Buku-buku itu terbakar hebat dan mengepulkan asap pekat yang membuat dadaku sesak. Mataku sulit memandang ke depan. Aku berusaha mencari-cari pintu keluar, tapi tak kutemukan. Saat aku sedang panik, sedangg bingung mencari jalan selamat, saat itu pula aku terjaga. Mimpi pertama dan mimpi keduaku sama persis, tak ada bedanya sama sekali. Saat terbangun tadi pagi, aku bahkan merasa seolah-olah aku sedang tidur di pesantren…”
Rusydi terdiam. Ia terlihat berpikir keras, mencoba merenungi detil-detil mimpiku. Farhan masih duduk santai seperti kebiasaannya. Aku menanti kalau-kalau Farhan mengerti takwil mimpi tersebut. Tapi yang berbicara duluan justru Rusydi.
“Boleh aku coba menakwilkannya, Yud…”
Aku memandang ke arah Farhan. Pemuda itu mengangguk, tanda ia setuju.
“Silakan, Rusy…”
“Begini Yud. Menurutku, mimpi itu memang sederhana saja. Terlihat sekali kok dalam gambaran yang kamu paparkan tadi, yakni kalau melihat kehidupanmu selama ini…”
“Maksudmu?”
“Mimpi itu gambaran dari petualanganmu memahami kebenaran. Buku-buku itu gambaran dari lautan ilmu. Meja itu ungkapan dari daya tampung ilmu yang dibentangkan di hadapanmu. Jumlah buku itu sendiri adalah (ibarat dari banyaknya detil-detil ilmu yang kamu pelajari…”
“Lalu?”
“Kondisimu yang sedang membaca menunjukkan kegigihanmu belajar di depan tumpukan ilmu yang tersaji. Sementara api yang membakar segala sesuatu di hadapanmu, termasuk buku-buku berisi ilmu yang ada di depanmu, tidak lain merupakan gambaran dari kegagalanmu memanfaatkan semua ilmu itu untuk hal-hal yang bermanfaat buat dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Kamu sendiri yang telah menutupi keberkahan semua ilmu tersebut…”
……
(nukilan dari “Sang Liberalis” Pengalaman petualangan pribadi yang haus akan pengetahuan dan kebenaran tetapi akhirnya limbung dalam ber-Islam karena pemahaman yang mendewakan akal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BLOG INI SILAHKAN DILIHAT DULU KATALOG DAN RESENSI BUKUNYA SEMOGA BERKENAN JAZAKUMULLAH KHOIRON KATSIRAN"